Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan mencatat neraca perdagangan di Kalsel pada September 2020 mengalami surplus sebesar USD288,90 juta.
Kepala BPS Kalsel, Moh Edy Mahmud, mengatakan kinerja ekspor di bulan lalu mencapai USD328,65 juta yang didorong sektor bahan bakar mineral, lemak/minyak hewan/nabati, dan kayu serta barang dari kayu.
“Komoditi utama yang menjadi penyumbang ekspor terbesar Kalimantan Selatan bulan September 2020, menurut kelompok barang disumbangkan oleh kelompok bahan bakar mineral dengan nilai USD234,29 juta,” kata Edy, Banjarbaru, Kamis (15/10/2020).
Meskipun ekspor pada bulan September 2020 turun 3,42 persen dibanding bulan Agustus 2020 yang mencapai USD340,28 juta, namun capaian tersebut berada jauh diatas nilai impor yang menyentuh USD39,75 juta.
“Nilai ini mengalami kenaikan sebesar 66,15 persen dibanding nilai impor bulan Agustus 2020 yang mencapai USD23,93 juta. Bila dibandingkan dengan nilai impor bulan September 2019 yang mencapai USD88,27 juta, maka nilai impor bulan September 2020 ini turun sebesar 54,96 persen,” terang Edy.
Edy pun menjelaskan pangsa impor Kalsel tertinggi yakni Singapura dengan nilai USD21,68 juta, selanjutnya Malaysia sebesar USD8,70 juta, dan Tiongkok senilai USD5,15 juta dengan komoditas impor antara lain bahan bakar mineral dengan persentase 50,14 persen, mesin-mesin mekanik 29,86 persen, dan kapal laut 16,02 persen.
“Impor dari Singapura naik sebesar 418,83 persen dibandingkan pada bulan Agustus 2020 yang mencapai USD4,18 juta, diikuti oleh impor dari Malaysia yang mencapai USD8,70 juta yang mengalami penurunan sebesar 37,26 persen, berikutnya adalah impor dari Tiongkok dengan nilai USD5,15 juta. MC Kalsel/Scw