Pada bulan September 2020, Kalimantan Selatan tercatat mengalami deflasi sebesar 0,30 persen dibanding bulan sebelumnya, dimana Banjarmasin mencatat deflasi sebesar 0,32 persen, Tanjung sebesar 0,31 persen, dan Kota Baru sebesar 0,13 persen.
Menyikapi angka tersebut, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan, Amanlison Sembiring, mengatakan perlu sinergi dan koordinasi antara pemerintah, BI, dan lembaga serta instansi terkait agar inflasi di Kalsel bisa dikendalikan.
“Tantangan yang dihadapi TPID Kalsel dalam mencapai target inflasi semakin berat dan kompleks. Pengendalian inflasi tentunya membutuhkan sinergi dan koordinasi erat di antara Pemerintah Daerah, Bank Indonesia serta lembaga dan instansi terkait di Kalimantan Selatan,” kata Amanlison, Banjarbaru, Selasa (13/10/2020).
Deflasi yang terjadi di Kalsel, lanjut Amanlison, disebabkan karena menurunnya permintaan terhadap barang dan jasa akibat menurunnya pendapatan dan terbatasnya aktivitas masyarakat.
“Harga tersebut tentu perlu dicermati dan ditangani dengan baik agar perekonomian dapat terus tumbuh sejalan dengan program pemulihan ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah,” ujar Amanlison.
Melalui koordinasi yang baik, Amanlison optimis target inflasi pada tahun 2021 dapat tercapai, salah satunya dengan mendorong peningkatan daya beli masyarakat hingga pemberian insentif kepada produsen untuk terus berproduksi.
“Kami berharap pertemuan ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi pencapaian inflasi semester I tahun 2020 dan merumuskan langkah-langkah dan strategi bersama dalam pengendalian dan pencapaian target inflasi Kalsel di semester II tahun 2020 serta 2021 agar berada pada kisaran target kurang lebih 1 persen,” tutup Amanlison. MC Kalsel/scw