Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalimantan Selatan telah mengembangkan sebuah aplikasi bernama iKalsel guna mempermudah masyarakat untuk mengakses buku secara elektronik atau lebih dikenal dengan sebutan e-book.
Kepala Dispersip Kalsel, Nurliani Dardie mengatakan selama pandemi Covid-19, kehadiran iKalsel yang diluncurkan sejak dua tahun lalu kian terasa manfaatnya khususnya bagi masyarakat yang memilih berdiam diri di rumah.
“Mereka yang enggan ke luar rumah, dengan mudah bisa mengakses iKalsel untuk mengisi waktu luangnya. Bahan bacaan yang tersedia, semakin bervariatif. Bahkan Dispersip Kalsel juga mulai menambahkan karya penulis Banua,” kata Nurliani , Banjarmasin, Kamis (27/8/2020).
Karya penulis Banua dimaksud yakni aneka kuliner khas Kalsel karya Rita Khairina, Banjarbaru Sejarah, Pesona, Potensi karya Randu Alamsyah, dan Antologi Puisi Terus Melangkah karya Agustina Thamrin.
“Ada juga Mozaik Sejarah Banjar dan Masjid-Masjid Bersejarah di Kalimantan Selatan karya Aliansyah Jumbawuya–Ahmad Barjie. Buku-buku tersebut tidak dijual, limited hanya ada di Dipersip Kalsel dan di aplikasi kami, iKalsel,” sebut Nurliani.
Kedepannya, Nurliani mengatakan akan lebih banyak lagi karya-karya penulis Banua lain yang akan dipublikasikan di aplikasi iKalsel.
“Diantaranya, Sainul Hermawan, seorang sastrawan sekaligus Dosen FKIP ULM yang sudah menyatakan kesediaannya menyerahkan beberapa karya untuk ditayangkan di aplikasi iKalsel,” ujar Nurliani.
Lebih jauh, Nurliani menyampaikan Dispersip Kalsel sudah dua kali mengadakan sosialisasi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Rekam dengan mengundang para penulis dan penerbit dari 13 Kabupaten/Kota se-Kalsel.
Dalam UU itu mewajibkan penulis atau penerbit untuk menyerahkan dua eksemplar karya mereka ke perpustakaan provinsi maupun pusat agar karya-karya terpelihara di bagian deposit.
“Biasanya para peneliti atau mahasiswa yang ingin membuat skripsi sering datang ke bagian deposit ini. Kebanyakan yang mereka cari buku-buku lokalitas Kalsel yang susah dicari diluar,” imbuh Nurliani.
Karena itu, Nurliani berharap kesadaran penulis-penulis Kalsel untuk menyerahkan karya, sehingga memudahkan calon pembaca untuk mengakses dan mengambil manfaat melalui aplikasi iKalsel. MC Kalsel/Jml