Selama Bulan Februari 2020, nilai eskpor di Kalimantan Selatan mencapai US$729,33 juta atau naik 10,61 persen dibanding ekspor bulan Januari 2020 yang mencapai US$$659,36 juta dan naik 48,22 persen jika dibandingkan dengan nilai ekspor bulan Februari 2019 yang mencapai US$492,06 juta.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan, Diah Utami, saat jumpa pers via live streaming, Banjarbaru, Rabu (1/4/2020).
Diah mengatakan kelompok komoditas barang yang paling banyak diekspor adalah kelompok bahan bakar mineral sebesar US$440,41 juta dan negara tujuan ekspor terbesar adalah Tiongkok dengan nilai US$177,41 juta. Namun, angka tersebut mengalami penurunan dibanding bulan Januari 2020.
“Nilai ekspor tersebut mengalami penurunan sebesar 0,83 persen dibanding ekspor bulan Januari 2019 yang mencapai US$178,89 juta,” ujar Diah.
Sementara itu, untuk nilai impor Kalsel pada bulan Februari 2020 mencapai US$90,79 juta atau naik sebesar 37,25 persen dibanding nilai impor bulan Januari 2020 yang mencapai US$66,15 juta. Bila dibandingkan dengan nilai impor bulan Februari 2019 yang mencapai US$170,82 juta, maka nilai impor bulan Februari 2020 turun sebesar 46,85 persen.
“Komoditas barang yang paling banyak diimpor adalah kelompok bahan bakar mineral sebesar US$72,78 juta dan negara asal impor dengan nilai terbesar adalah Malaysia sebesar US$46,08 juta,” kata Diah.
Jika diurutkan, negara utama pemasok produk impor Kalsel pada bulan Februari 2020 adalah Malaysia dengan nilai US$46,08 juta, Korea Selatan dengan nilai US$23,60 juta, Singapura dengan nilai impor US$15,23 juta, serta Tiongkok dan Filipina, dengan nilai impor masing-masing sebesar US$2,28 juta dan US$2,25 juta. BPS Kalsel/MC Kalsel/Scw