Workshop Monitoring dan Evaluasi Program Intervensi Pangan Jajanan Anak Sekolah

Para peserta berfoto bersama usai pembukaan Workshop Monitoring dan Evaluasi Program Intervensi Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Banjarmasin, Senin (16/12/2019). MC Kalsel/tgh

Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang berperan penting dalam pemenuhan gizi dan peningkatan kesehatan masyarakat, salah satu diantaranya jajanan anak sekolah.

Melalui Program Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) upaya untuk meningkatkan pangan jajanan anak sekolah yang aman, bermutu dan bergizi melalui partisipasi aktif dan terpadu dari seluruh Kementerian, Lembaga Pemerintah dan lintas sektor dipusat maupun daerah serta pemberdayaan komunitas sekolah.

Hal tersebut disampaikan Kepala Subdit Pemberdayaan Usaha Direktorat PMPU Badan POM, Dyah Sulistyorini pada acara Workshop Monitoring dan Evaluasi Program Intervensi Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Banjarmasin, Senin (16/12/2019).

Menurutnya berdasarkan data hasil sampling Badan POM Tahun 2018 menunjukan beberapa jenis PJAS yang tidak memenuhi syarat keamanan pangan, yaitu untuk jenis cemaran kimia dengan menggunakan bahan tambahan pangan (BTP) golongan pemanis siklamat berlebih (56,49%), dan cemaran mikro biologi yaitu rendahnya higiene sanitasi sehingga menyebabkan adanya E coli pada PJAS (38,9%).

“Dimana PJAS yang tidak memenuhi syarat akan mempengaruhi kesehatan,” ujarnya.

Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Banjarmasin Muhammad Guntur memberikan keterangan kepada media center usai pembukaan Workshop Monitoring dan Evaluasi Program Intervensi Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Banjarmasin, Senin (16/12/2019). MC Kalsel/tgh

Dikesempatan yang sama, Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Banjarmasin Muhammad Guntur mengatakan Program jajanan anak sekolah ini sudah dicanangkan sejak tahun 2011 oleh Wakil Presiden.

“Jajanan anak sekolah secara rutin dikonsumsi oleh anak-anak SD di seluruh Indonesia. Oleh karena itu dari badan POM sendiri berkepentingan untuk melakukan pengawalan khususnya jajanan anak sekolah ini mulai keamanan mutunya,” ujarnya Kepada jurnalis media center.

Untuk itu, Guntur mengatakan ada berapa hal yang menjadi pengawasan yakni penggunaan zat pewarna, pengawet dan pemanis. “Memang beberapa data nasional seluruh Indonesia masih ditemukan beberapa pangan jajanan anak sekolah terkontaminasi oleh bahan-bahan tersebut dan semakin tahun semakin menurun,” terangnya.

Dalam hal ini BBPOM Banjarmasin bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Kementerian Agama dan pihak sekolah baik SD, SMP, SMA se-Kalsel yang terdapat di 13 Kabupaten/Kota dapat mengintervensi dan memberikan edukasi tentang bagaimana jajanan anak sekolah dikelola dengan baik.

“Tentunya dukungan dari pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah provinsi sangat penting sehingga program ini bisa terus kami kawal agar jajanan anak sekolah bisa aman dan higenis,” ungkapnya.

Guntur mengharapkan semua produk jajanan anak sekolah di seluruh kabupaten/kota se-Kalsel aman, bermutu, dan tidak lagi terkontaminasi zat pewarna.

“Kami akan bekerja terus secara kuat mengawal secara rutin agar jajanan sekolah ini baik dikantin sekolah maupun jajanan anak sekolah, aman, bermutu dan tidak ada lagi bahan berbahaya,”pungkasnya. MC Kalsel/tgh

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan