Di era perdagangan bebas, keluar masuknya barang dan produk antar daerah bahkan antara negara sudah tidak bisa dibendung. Pergerakan aktivitas perdagangan seperti peperangan yang saling berupaya mengambil kesempatan untuk melakukan ekspansi, dengan menjadikan barang komoditi atau produk sebagai peluru untuk merebut pangsa pasar di suatu daerah atau negara.
Indonesia dengan penduduk sekitar 268 juta jiwa adalah sasaran empuk yang menjadi incaran pasar dunia. Kondisi tersebut tidak boleh diabaikan begitu saja oleh pelaku usaha domestik. Sejatinya, produk dalam negeri harus menjadi tuan rumah di negerinya sendiri, seperti pesan yang sering disampaikan Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor.
Kalimantan Selatan tentunya harus ambil bagian dalam memanfaatkan peluang pasar dengan menjadikan komoditi ataupun produk unggulan daerahnya masuk ke kancah perdagangan nasional.
Sebagai upaya mewujudkan hal tersebut, Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan telah melaksanakan program Temu Usaha dan Misi Dagang di beberapa wilayah seperti Jawa Timur, Yogyakarta, Balikpapan, Samarinda.
Kegiatan serupa kembali dilaksanakan di Makassar, Sulawesi Selatan, yang turut dihadiri oleh Kepala Dinas Perdagangan Sulawesi Selatan, Hadi Basalamah beserta jajaran dan pengusaha Sulawesi Selatan.
Di kesempatan tersebut, Kepala Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan, Birhasani, mengaku bangga karena produk Kalimantan Selatan bisa menarik minat pelaku usaha di Makassar.
“Yang membanggakan bagi saya adalah ternyata produk UMKM Kalsel seperti tas/bakul purun, karpet/tikar eceng gondok, stick kayu manis, kemiri, ramuan Sarigading dengan berbagai variannya mampu menarik minat pelaku usaha di Makasar setelah melalui negosiasi, kontrak dan transaksi pun disepakati para pihak,” ucap Birhasani, Makasar, Kamis (29/11/2019).
Birhasani melanjutkan, kerjasama perdagangan antar daerah perlu diperkuat dan dibina dengan baik, mengingat tidak semua daerah mampu memenuhi seluruh keperluan daerahnya. Sebagai contoh, Kalsel perlu suplai gula pasir, bawang merah, dan garam dari daerah lain.
“Sulawesi Selatan sebagai daerah penghasil barang produk tersebut tentunya menjadi daerah yang bisa membantu Kalsel memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang tersebut,” kata Birhasani.
Sementara itu, kegiatan tersebut juga dimanfaatkan oleh pengusaha Kalsel dan Sulsel untuk bernegosiasi dan bertransaksi produk.
“Alhamdulillah Temu Usaha dan Misi Dagang Kalsel dengan Sulsel kali ini transaksinya mencapai Rp465.673.540.000.00, ini adalah nilai transaksi terbesar sepanjang program kerjasama perdagangan ini digelar,” pungkas Birhasani. Disdag Kalsel/MC Kalsel