Kegiatan upaya khusus sapi induk wajib bunting diinisiasi oleh kementerian pertanian yang telah dimulai sejak tahun 2017. Dimana dalam tiga tahun perjalanannya upaya khusus sapi induk wajib bunting ini telah melahirkan sekitar 3,5 juta ekor anak sapi di seluruh Indonesia termasuk di Provinsi Kalsel sekitar 50 ribu ekor.
Hal tersebut disampaikan Maidaswar selaku Ketua Sekretaris Nasional Pokja Upsus Siwab pada acara Gebyar Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) dengan tema integrasi perkebunan, pertanian, kehutanan dan pertambangan tingkat populasi ternak melalui UPSUS SIWAB di Desa Suato Lama, Kecamatan Salam Babaris, Kabupaten Tapin, Sabtu (16/11/2019).
Menurut, Maidaswar jumlah ternak tentunya mendorong peningkatan populasi tidak hanya di Provinsi Kalsel tetapi juga secara nasional ini dibuktikan dengan meningkatkan potensi produksi.
“Anak-anak sapi hasil persilangan dengan sapi-sapi unggul. Kemudian disamping itu juga kegiatan UPSUS SIWAB ini intinya adalah penerapan teknologi iseminasi buatan,” ungkapnya.
Disamping menghasilkan ternak, meningkatkan populasi dan produksi ternak juga menjadi peluang untuk kesempatan bekerja bagi pemuda – pemuda di desa dan peluang untuk kesempatan berusaha dibidang suplayer bahan-bahan inseminasi buatan.
“Secara nasional kita mengupayakan langkah-langkah agar porsi impor semakin turun. jadi UPSUS SIWAB salah satu langkahnya, dimana pada tahun 2019 kita targetkan melakukan inseminasi buatan pada 3 juta ekor asektor pada tahun 2020 kita rencanakan 5 juta ekor,” terangnya.
Dikatakan Maidaswar, yang berpeluang lagi adalah dengan bertambahnya jumlah kelahiran, maka kita punya peluang untuk meningkatkan produksinya melalui penggemukan-penggemukan.
“Untuk itu usaha mengintegrasikan pertenakan dengan sawit yang lahannya cukup luas di Indonesia ini salah satu strategi yang harus didorong diseluruh Indonesia termasuk di Kalsel. Dimana lahan sawit di Kalsel juga cukup luas,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Abdul Haris mengharapkan dengan program ini tentu untuk meningkatkan sektor ekonomi dan pertumbuhan ekonomi di masyarakat.
“Tentu dengan program ini tidak hanya peternak, dengan keberhasilan tetapi dimana nantinya masyarakat umum, perorangan, maupun kelompok-kelompok masyarakat juga tertarik ikut melakukan usaha keluarga di sektor peternakan,” ujarnya.
Ini merupakan usaha dari sektor peternakan sapi. Karena dari urin hingga kotorannya semua itu tidak ada yg terbuang dan semua itu bisa di manfaatkan. “Kalau satu kampung, satu desa melakukan usaha di sektor ternak tentu ini banyak yang dimanfaatkan nantinya seperti biogas yang tidak memerlukan listrik, kemudian menjadi pupuk, dan lainnya,” jelasnya.
Oleh karena itu hal-hal seperti itu akan mengintegrasikan yang selama ini didaerah perkampungan hanya ada sawit dan hutan itu bisa di integrasikan dengan ternak sapi.
“Dengan program ini tidak hanya peternak melainkan masyarakat umum juga tertarik untuk berusaha di sektor tersebut. Dengan banyaknya berusaha disektor ini, mampu meningkatkan produksi daging sapi di Kalsel, otomatis maka Kalsel bisa menjadi pensuplai daging secara nasional maupun regional,” pungkasnya. MC Kalsel/tgh