Sepanjang tahun 2019, produksi bawang merah di Kabupaten Tapin mengalami penurunan jika dibandingkan dengan produksi ditahun sebelumnya.
Biasanya, Kabupaten Tapin mampu menanam bawang merah hingga ratusan hektar, namun ditahun 2019 hanya sekitar 54 ribu hektar.
“Penurunan tersebut disebabkan oleh kondisi iklim yang tidak mendukung, dan musim panas yang terlalu panjang,” kata Bupati Tapin, Arifin Arpan saat ditemui usai pembukaan Gebyar UPSUS SIWAB di Desa Suato Lama, Tapin, Sabtu (16/11/2019).
Diakuinya, bahwa kondisi alam yang tidak menentu menjadi faktor utama produksi bawang merah di Tapin menurun pada tahun 2019 ini.
“Bawang kan juga perlu air untuk tumbuhnya, karena musim panas yang panjang dan persediaan air yang tidak memadai membuat petani harus mengurangi jumlah produksinya,” jelasnya.
Ditambahkannya, hal tersebut dilakukan petani bawang di Tapin untuk menjaga kualitas dari bawang merah tersebut agar tetap bagus.
“Jika dipaksakan maka hasil dan biaya operasionalnya nanti tidak sesuai,” kata orang nomor satu di Kabupaten Tapin tersebut.
Arifin pun menyatakan bahwa pihaknya siap untuk mempertahankan inovasi-inovasi agar produksi bawang merah di Tapin tetap stabil.
“Namanya juga kita kan mengembangkan, jadi wajar kalau ada masalah-masalah yang dihadapi sebagai prosesnya, kondisi alam kita juga selalu berubah-ubah,” tukasnya. MC Kalsel/Jml