Universitas Lambung Mangkurat (ULM) bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada dan Sahabat Bekantan menggelar seminar internasional yang mengangkat tema “Menjaga Keanekaragaman Hayati Lahan Basah Tropis untuk Kesejahteraan Manusia yang Lebih Baik di Hotel Novotel, Banjarbaru, Jum’at (1/11/2019)
Seminar dibuka oleh Sekretaris Daerah Kalimantan Selatan, Abdul Haris mewakili Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor.
Menurut Haris tema yang diangkat selaras dengan beberapa kebijakan pemerintah baik di tingkat nasional maupun daerah.
“Keberadaan lahan basah ini seperti sistem pembuluh darah yang menghubungkan seluruh bentang alam. Keberadaannya sangat penting, tanpa lahan basah, dunia akan sangat kekurangan air. Lahan basah mencukupi kebutuhan air bersih, dengan melonjaknya laju jumlah penduduk, kebutuhan air pastinya akan meningkat,” ujar Haris.
Oleh karena itu, lahan basah diibaratkan sebagai spons raksasa yang dapat menyerap dan menyimpan air dari hujan yang sangat lebat, kemudian melepaskannya secara perlahan-lahan ke lingkungan sekitarnya. “Karena itulah keberadaan lahan basah dapat mengurangi risiko terjadinya banjir,” lanjut Haris.
Selain itu, lahan basah tropis juga menopang kehidupan berbagai flora dan fauna khas, yang kehidupannya sangat bergantung pada ekosistem lahan basah.
Lebih lanjut Haris menerangkan hampir sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan terdiri dari lahan basah dengan luasan lebih dari 1 juta hektar.
“Provinsi Kalimantan Selatan sendiri telah melakukan berbagai upaya agar lahan basah yang ada di banua ini di konservasi. Diantaranya beberapa waktu yang lalu telah melakukan kegiatan revolusi hijau berupaya memulihkan kerusakan 2000 hektar kawasan hutan dan lahan gambut yang rusak pasca bencana kebakaran hutan,” papar Haris
Melalui konferensi internasional tersebut, Haris mengharapkan dukungan penuh dari akademisi terkait berbagai metode dalam mempertahankan keanekaragaman hayati yang dimiliki lahan basah untuk kepentingan masyarakat.
“Kolaborasi antar berbagai pihak akan mewujudkan konservasi lahan basah tidak hanya di Kalimantan Selatan tetapi juga di Indonesia akan lebih optimal,” ucap Haris.
Sementara itu, Yudi Firmanul Arifin selaku Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama dan Humas ULM mengatakan seminar tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan wawasan dalam mempertahankan kekayaan hayati hutan tropis dan lahan basah di Indonesia umumnya dan Pulau Kalimantan khususnya.
“Diharapkan adanya peningkatan wawasan bagi dosen, peneliti, mahasiswa, dan lembaga-lembaga penelitian untuk mempertahankan dan menjaga keanekaragaman hutan tropis dan lahan basah yang dimiliki Indonesia,” tutupnya. MC Kalsel/scw