Bulan Oktober 2019 di Banjarmasin terjadi inflasi sebesar 0,12 persen, dengan laju inflasi kumulatif Oktober 2019 terhadap Desember 2018 sebesar 3,38 persen dan laju inflasi year on year sebesar 4,30 persen.
“Adapun komoditas pendorong dengan andil inflasi tertinggi di Kota Banjarmasin antara lain daging ayam ras, teh manis, ikan kembung, ikan gabus, dan rokok kretek filter,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan, Diyah Utami pada jumpa pers bulanan di Aula BPS Kalsel, Banjarbaru, Jum’at (1/11/2019).
Sedangkan untuk komoditas penahan inflasi di Banjarmasin, lanjut Diyah, dengan andil deflasi tertinggi antara lain telur ayam ras, semangka, cabai merah, ikan layang/benggol, dan minyak goreng.
Ditambahkannya, dilihat dari kelompok pengeluaran dengan inflasi tertinggi pada Oktober 2019 terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,40 persen.
“Sementara inflasi terendah terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebera 0,11 persen,” ungkapnya.
Lebih jauh Diyah mengatakan, pada Oktober 2019 Kota Tanjung yang merupakan bagian dari Kalsel turut mengalami inflasi sebesar 0,78 persen, dengan laju inflasi kumulatif Okotber 2019 terhadap Desember 2018 sebesar 1,12 persen dan laju inflasi year on year sebesar 1,58 persen.
Diyah menjelaskan, untuk komoditas pendorong di Kota Tanjung dengan andil inflasi tertinggi antara lain daging ayam ras, kacang panjang, semangka, bawang merah, dan tomat sayur.
“Dilihat dari kelompok pengeluaran inflasi tertinggi pada Oktober 2019 di Kota Tanjung terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 2,89 persen dan terendah terjadi pada kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen,” tukas Diyah. MC Kalsel/Jml