Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan menggelar Ekspose Hasil Integrasi Data Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) tingkat Provinsi Kalsel di hotel Grand Dafam, Banjarbaru, Rabu (2/10/2019). Kegiatan tersebut dihadiri Asisten I Bidang Pemerintahan Setdaprov Kalsel, Siswansyah mewakili Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor.
Dalam sambutan Gubernur yang disampaikannya, Siswanyah mengatakan keberhasilan pembangunan sektor pertanian, sangat bergantung pada ketersediaan lahan yang baik dan memadai seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk.
“Tentu, menjadi perhatian kita bersama, ketika seiring berjalannya waktu, laju pertumbuhan penduduk, tingginya arus mobilitas penduduk semakin tinggi. Sedangkan di sisi lain, ketersediaan lahan pertanian produktif, justru semakin menyempit,” ucapnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan, salah satu kendala yang dihadapi bersama dalam menyelenggarakan perlindungan lahan pangan berkelanjutan adalah terbatasnya ketersediaan data LP2B yang terintegrasi.
“Data ini penting, khususnya bagi pemerintah daerah, untuk mencegah alih fungsi lahan yang terjadi di lahan-lahan pertanian,” ungkapnya
Dalam kesempatan tersebut, Siswansyah mengatakan pemerintah provinsi Kalsel sangat mengapresiasi kinerja BPN yang telah berkontribusi dalam penyiapan dan penyusunan integrasi data LP2B. Ditambah untuk kedepannya, Kalsel dipersiapkan sebagai penyangga pangan pulau Kalimantan, yang telah ditetapkan sebagai lokasi ibukota negara baru.
“Sangat mengapresiasi kinerja Badan Pertanahan Nasional, serta seluruh pihak, yang telah berkontribusi dalam penyiapan dan penyusunan integrasi data LP2B di Provinsi Kalimantan Selatan,” tuturnya.
Gubernur melalui Siswansyah berharap integrasi data tersebut semakin memudahkan upaya-upaya perlindungan lahan pertanian di Kalsel serta memudahkan akses informasi ketersediaan lahan, untuk perencanaan pertanian yang lebih baik, dengan memantau kontinuitas dari lahan pertanian tersebut.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal ATR BPN, Dadat Dariatna mengatakan kegiatan tersebut sangat penting karena menghasilkan data yang bisa digunakan seluruh instansi yang membutuhkan.
“Ini sudah menjadi suatu kesatuan, data ini untuk menghitung luasan lahan pertanian di Kalsel secara keseluruhan dan memudahkan untuk mendeteksi jika terjadi alih fungsi lahan yang tidak sesuai serta bisa mengendalikan agar lahan pertanian produktif tidak terus menerus berkurang.” pungkas Siswansyah. MC Kalsel/scw