Harga Bawang dan Cabai Jelang Idul Adha 1440 H

Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan, Birhasani saat ditemui rekan pers usai pelepasan Lomba Gerak Jalan kategori 45 Km di Siring 0 Km, Banjarmasin, Jum’at (9/8/2019) sore. MC Kalsel/Jml

Menjelang Idul Adha 1440 H, ketersediaan bawang merah baik di tingkat distributor maupun pedagang sangat melimpah. Begitu banyaknya persediaan menyebabkan harga bawang merah anjlok di pasaran.

Hal ini dikemukakan oleh Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan, Birhasani saat ditemui rekan pers usai pelepasan Lomba Gerak Jalan Kategori 45 Km di Siring 0 Km, Banjarmasin, Jum’at (9/8/2019) sore.

Menurut Birhasani, harga bawang merah di pasaran saat ini berkisar di Rp25 ribu/Kg. “Misalnya saja di Pasar Kalua, Tanjung yang jauh dari kota Banjarmasin saja harganya berkisar di Rp25 ribu per kilonya, apalagi kalau sudah di Banjarmasin pasti lebih murah” jelasnya.

Ketersediaan dan harga bawang merah ini berbanding terbalik dengan komoditas lain yakni cabai rawit. Birhasani mengungkapkan bahwa harga cabai rawit di Kalimantan Selatan saat ini tergolong tinggi yaitu dikisaran Rp70 ribu sampai Rp80 ribu/Kg.

Curah hujan tinggi disusul kemarau panjang membuat tanaman jenis cabai tertekan dan susah untuk berkembang.

“Kenaikan harga cabai ini juga dampak dari musim kemarau panjang yang sedang terjadi di Kalsel. Dampaknya ini bersambung, setelah Idul Fitri curah hujan tinggi sehingga menyebabkan beberapa daerah di Kalsel terendam banjir, disusul kemarau panjang yang bahkan hampir tidak ada hujan. Memang sempat turun sedikit hanya saja tidak signifikan, masih belum kembali normal sekitar Rp50 ribu sampai Rp60 ribu per kilonya” jelas Birhasani.

Ditambakannya, kenaikan harga cabai juga terjadi di Kabupaten Tapin yang merupakan daerah pemasok cabai terbesar di Kalimantan Selatan.

“Daerah pemasok cabai terbesar di Kalsel yaitu Kabupaten Tapin yang juga memproduksi cabai khas Banjar yakni cabai hiung, sekitar 1 bulan yang lalu di tingkat petani Kabupaten Tapin harga cabai hiung ini berkisar Rp70 ribu per kilonya” bebernya.

Birhasani menambahkan bahwa Kalsel menyuplai cabai dari luar Pulau Kalimantan namun dalam jumlah yang tidak banyak. Sedikitnya pasokan disebabkan oleh pengaruh musim kemarau panjang yang terjadi secara nasional.

“Kalau langka tidak, hanya pasokannya sedikit, masing-masing Provinsi mempertahankan pasokan untuk daerahnya sendiri, setidaknya kami mengimbau pedagang untuk tidak menjual ke luar daerah” terangnya.

Melihat kondisi ini, Birhasani memprediksi persediaan cabai di Kalimantan Selatan mampu bertahan hingga Oktober 2019 mendatang. Ditambah pada bulan Oktober nanti akan ada penanaman baru seiring dengan masuknya musim penghujan. MC Kalsel/Jml

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan