Memasuki musim kemarau atau kekeringan pada bulan ini yg berdasarkan prediksi BMKG, Mei sdh masuk musim panas atau kemarau, dimana puncaknya akan terjadi di Agustus dan Oktober. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel masih menunggu penetapan status dari 2 aspek yaitu paparan dari BMKG tentang situasi cuaca dan laporan status darurat bencana dari kabupaten/kota.
Hasan Baseri, Kepala Sub Bidang Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel saat ditemui kru Media Center di kantor setempat, Senin (17/6/2019) mengatakan “Cuaca terkini yg seharusnya masuk musim kemarau tetapi karena perubahan cuaca atau pancaroba cuaca sekarang sering tiba-tiba turun hujan cuaca demikian disebut anomali cuaca. Menjelang lebaran kemarin terjadi hujan yg cukup sering di beberapa daerah yg menyebabkan banjir di wilayah Kotabaru, Tanah laut, Tanah Bumbu sedangkan untuk daerah banua 6, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan, dan Tabalong mulai mengarah ke musim kemarau (kering), jadi untuk sekarang kalimantan selatan menghadapi 2 cuaca berbeda dibeberapa wilayah”.
Status darurat kekeringan yang berdampak pada kebakaran hutan dan lahan belum ditetapkan karena perbedaan cuaca di wilayah tersebut. BPBD sendiri dalam mempersiapkan tindakan kedepan yaitu penetapan status darurat kemudian akan dilakukan rapat koordinasi kepada instansi terkait untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan yang sering terjadi dimusim kemarau. Mc Kalsel/Azmh