Sebanyak
100 kubik plywood dilepas untuk tujuan ekspor ke Amerika bertempat di PT
Basirih Industrial Banjarmasin, Minggu (26/5/2019).
Badan Karantina Pertanian akan meningkatkan layanan perkarantinaan dalam
mempercepat proses eksportasi, tidak hanya komoditas pertanian saja tetapi
semua komoditas lintas sektoral termasuk komoditas kehutanan dan perikanan.
“Parameter kami adalah selama negara tujuan ekspor mempersyaratkan adanya
Phytosanitary Certifikat (PC) untuk dokumen ekspor maka apapun komoditasnya
akan kami bantu fasilitasi pemeriksaan sampai penerbitan PCnya” tutur
Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil kepada sejumlah wartawan.
Selain itu, Badan Karantina Pertanian berkomitmen juga mendorong akselerasi
ekspor dengan menetapkan standar waktu layanan Service Level Agreement (SLA)
dalam proses pemeriksaan karantina.
“Standar waktu layanan tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri
Pertanian No 12 Tahun 2015 tentang Tindakan Karantina Hewan dan Tumbuhan
Terhadap Pemasukan Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina dan Organisme
Penggangu Tumbuhan Karantina di Tempat Pemeriksaan Karantina” ungkapnya.
Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut dengan jangka
waktu pelayanan karantina dikategorikan berdasarkan resiko media pembawa.
“Untuk media pembawa dengan resiko rendah pelayanan dilakukan maksimal 1
hari dan untuk media pembawa dengan resiko sedang pelayanan dilakukan paling
lama 3 hari serta untuk media pembawa resiko tinggi maksimal 15 hari”
tambahnya.
Ditempat yang sama Direktur PT Basirih Industrial, Din Husain mengatakan
semenjak berdirinya PT Basirih Industrial yang telah lama memproduksi Plywood
itu, sudah ada 5 Negara yang telah membeli produk tersebut.
“Ekspor Plywood ini bertujuan untuk mendorong produk lokal dalam menembus
pasar global karena PT Basirih Industrial ini sudah sejak lama menjual produk
lokal ke luar negeri” pungkasnya.
Pelepasan ekspor ini terdiri dari daun gelinggang tujuan Jepang sebesar Rp336
juta, kayu lapis tujuan Amerika sebesar Rp1,7 miliar, karet lempengan tujuan
India sebesar Rp4,6 miliar, palm kernel expeller tujuan Vietnam sebesar Rp99
miliar dan palm kernel oil tujuan Tiongkok sebesar Rp2,6 miliar. MC Kalsel/Ar