Menjelang masa mudik lebaran dan kesibukan angkutan lebaran 2019, Dinas Perhubungan Provinsi Kalsel melakukan berbagai persiapan. Persiapan dilakukan adalah untuk memperlancar angkutan pada arus mudik selama perayaan Hari Raya Idul Fitri 1440 H.
Salah satu yang dilakukan adalah membentuk tim terpadu monitoring atau pos angkutan lebaran yang melibatkan stakeholder dan gabungan seperti TNI Polri dan jajaran instansi terkait.
“Tapi pembentukan ini harus menunggu keputusan menteri perhubungan, kalau sudah ada keputusan menteri baru di bikin SK Gubernur baru bisa di laksanakan pembentukan tim terpadu ini,” kata Kepala Seksi Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek dan Angkutan Barang Dishub Provinsi Kalsel Agoes Sardjono pada saat di temui jurnalis media center, Selasa (14/5/2019).
Menurut Agoes setelah dibentuk SK gubernur disana ada uraian tugas daftar instansinya setelah kita akan tunggu dimulainya tim terpadu angkutan lebaran biasnaya dimulai pada H-7 itu sekitar tanggal 31 mei 2019 mendatang.
Selanjutnya terkait titik posko angkutan lebaran nanti kita punya satu posko terpadu dimana didalamnya kita melibatkan stakeholder terkait.
“Jadi setiap tahun kita laksanakan tim terpadu monitoring dan nanti posko terletak di Jalan A. Yani Km 6 Banjarmasin,” ucapnya.
Namun demikian disisi lain masing – masing instansi dalam hal ini seperti bandara Syamsudin Noor tentunya di koordinir oleh angkasapura dan pelabuhan trisakti dikoordinir oleh pelindo atau Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP).
Selanjutnya terkait mudik gratis dan angkutan gratis di Kalsel sendiri sepertinya tidak begitu berpengaruh namun demikian pernah membuat angkutan gratis tetapi untuk angkutan gratis ini menunggu arahan dari pimpinan.
“Karena SK belum kita buat tetapi kalau sudah ada SK kita akan buatkan mudik gratis diharapkan tidak menggunakan motor tetapi menggunakan bis – bis yang ada di pemerintahan,” jelasnya Agoes.
Sementara itu terkait arus mudik di Kalsel sendiri, kebetulan kata agoes saya mulai tahun 1983 melaksanakan kegiatan monitoring angkutan dan posko sepanjang sejarah saya disini hanya tahun 1997 yang pernah krodit karena waktu itu jumlah kendaraan tidak cukup dari jumlah penumpang yang ada.
“Sejak itu sampai sekarang alhamdulillah kita lebih banyak armada dari pada penumpang jadi tidak pernah ada gejolak tetapi antisipasi dengan kita sediakan mobil cadangan,” pungkasnya. MC Kalsel/scw