Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan kembali merilis pertumbuhan industri manufaktur Besar, Sedang dan Mikro Kecil Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019, pada acara jumpa pers di aula Kantor BPS, Banjarbaru, Kamis (2/5/2019).
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kalsel, Diah Utami mengatakan pada triwulan I tahun 2019, produksi industri manufaktur besar dan sedang (q-to-q) Provinsi Kalsel mengalami pertumbuhan negatif sebesar -18,64 persen dibanding produksi industri triwulan IV tahun 2018 .
“Pertumbuhan Negatif produksi di Kalimantan Selatan tersebut didorong oleh empat kelompok industri manufaktur besar dan sedang, yaitu industri makanan (KBLI-10) yang mengalami pertumbuhan negatif produksi sebesar -23,53 persen, industri karet, barang dari karet dan plastik (KBLI-22) yang mengalami pertumbuhan produksi negatif sebesar -14,08 persen, industry kayu, barang dari kayu,gabusteidak termasuk furniture dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya (KBLI-16) pertumbuhan produksi negative sebesar -9,96 persen dan industry bahan kimia dan barang dari bahan kimia (KBLI-20) pertumbuhan negatif sebesar -8,23 persen” jelasnya.
Sedangkan kelompok industri percetakan dan reproduksi media rekaman (KBLI-18) mengalami pertumbuhan posistif sebesar 0,25.
“Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, maka industri manufaktur besar dan sedang di Kalsel pada triwulan I 2019 mengalami pertumbuhan negatif sebesar -16,66 persen” ungkapnya.
Menurutnya pertumbuhan negatif tersebut didukung oleh dua kelompok industri yang mempunyai andil dalam pertumbuhan produksi negatif tersebut adalah makanan (KBLI-22) yang mengalami pertumbuhan produksi negatif sebesar -27,63 persen serta industry bahan kimia dan barang dari bahan kimia (KBLI-20) dengan pertumbuhan produksi posistif sebesar -23,32 persen.
Industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furniture) dan barang anyaman dari rotan, bamboo dan sejenisnya (KBLI-16) dengan pertumbuhan negative produksi sebesar -21,54 persen serta industry makanan (KBLI-10) mengalami pertumbuhan negative sebesar -13,96 persen dan KBLI-18 mengalami pertumbuhan negative sebesar -12,80.
Sementara itu terkait dengan pertumbuhan industri manufaktur mikro (kecil), Diyah mengungkapkan pada tirwulan I tahun 2019 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya produksi industri manufaktur mikro di Kalsel (q-to-q) mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,73 persen.
Hal ini disumbangkan oleh empat kelompok utama yaitu kelompok industry yang meliputi industry alat angkut lainnya dengan pertumbuhan posistif sebesar 20,80 persen, industry pengolahan lainnya sebesar 20,10 persen, industry kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnyasebesar 15,29 persen dan industry tekstil sebesar 13,58 persen. “Namun sebaliknya ada pula beberapa kelompok industri yang mengalami pertumbuhan negatif yakni industry funitur (KBLI 31 sebesar -3,49 persen, industry percetakan dan reproduksi media rekaman (KBLI-18) sebesar -3,10 persen dan industry makanan (KBLI 10) sebesar -0,51 persen,” pungkasnya. MC Kalsel/tgh