Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Kalimantan Selatan meningkat tajam dari urutan 26 menjadi 19 dari 34 Provinsi di Indonesia. Keberhasilan program Revolusi Hijau mengurangi luasan lahan kritis di wilayah tersebut ikut membantu pencapaian peningkatan IKLH Kalsel.
“Program revolusi hijau yang kita galakkan sejak tiga tahun terakhir telah membuahkan hasil menggembirakan. Saat ini IKLH Kalsel meningkat dari posisi 26 menjadi 19,” ungkapnya di Banjarbaru, Selasa (15/01/2019).
Program revolusi hijau berupa kegiatan penanaman pohon besar-besaran guna mengurangi lahan kritis, pemulihan DAS serta pemberdayaan masyarakat sekitar hutan tersebut juga mendapatkan penghargaan dari Kementerian LHK untuk kategori Kepala Daerah Peduli Lingkungan. Kalsel juga dinilai berhasil memerangi penebangan liar dan menangani Karhutla.
“Komitmen kita dalam menjaga hutan lestari melalui revolusi hijau ini harus dipertahankan. IKLH kita harus semakin meningkat dan tujuan akhirnya adalah kesejahteraan bagi masyarakat sekitar hutan,” tuturnya. Sahbirin juga mengingatkan program revolusi hijau tidak bisa dibilang berhasil jika pembalakan liar dan karhutla masih terjadi.
Sementara dijelaskan Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq, indikator penilaian IKLH meliputi areal tutupan lahan, pencemaran udara dan air semakin membaik. “Nilai IKLH Kalsel naik dari 57,51 menjadi 60 dan posisinya meningkat dari peringkat 26 menjadi 19 dari 34 provinsi di Indonesia,” ungkapnya.
Menurutnya upaya pemulihan DAS berpengaruh pada kualitas air sungai yang semakin baik. Demikian juga dengan kegiatan revolusi hijau telah berhasil menambah areal tutupan lahan dan mengurangi lahan kritis. Dikatakannya dalam kurun waktu tiga tahun Kalsel berhasil mengurangi luas lahan kritis dari 640.078 hektar menjadi tersisa 511.000 hektar. “Setiap tahun kita menargetkan penanaman minimal 35 ribu hektar,” ujarnya. MC Kalsel/rmd