Setelah sukses dengan event Hari Pangan Sedunia pada tanggal 18 Oktober silam, Kalimantan Selatan kembali gelar even berskala internasional melalui South Borneo Art Festival 2018 pada tanggal 11 sampai 19 November bertempat di Desa Kiram Kabupaten Banjar.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus semangat untuk mengangkat dan mengeksplorasi potensi yang dimiliki, kali ini mencoba tampil dengan event di bidang kesenian dan kebudayaan. Semua ini tidak terlepas untuk memajukan masyarakat serta potensi wisata yang dimiliki oleh Kalsel.
Event South Borneo Art Festival 2018 ini akan diisi dengan berbagai kegiatan seperti seminar, workshop dan lomba-lomba, di antaranya Tari Kontemporer (contemporary dance), Teater Monolog (monologue theatre) dan Musikalisasi Puisi (musical poetry).
29 seniman dari 14 negara akan terlibat dalam event ini, di antaranya Ari Ersandi, Yedi Muryadi dan Tesla Manaf (Indonesia), Malaysia, Maya Dance Theatre (Singapura), Jasmin Ekubo dan Mao Arata (Jepang), Brunai, India, Aga Ujma (Polandia), Guillaum Brugman dan Kerensa Johnston (Australia), Martina Fiertag (Jerman), Stefano Fardeli (Italia), Gerard Mosterd (Belanda), Mic Guillaumes (Francis), Ari Rudenko (Amerika) dan Zhuo Zihau (Hongkong). Dan akan turut dimeriahkan oleh seniman-seniman nasional.
Kepala Bidang Pembinaan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, Ahmad Subakti mengatakan bahwa persiapan South Borneo Art Ferstival 2018 ini sebagian besar telah siap, “Persiapan sudah mencapai 80 persen, hal-hal lain yang berkaitan dengan kesenian kita sudah siap, tinggal teknis seperti penjemputan tamu belum sepenuhnya sebab, nanti tanggal 9 tamu mulai datangan,” ujar Subakti saat konferensi pers di Aula kantor Kebudayaan Prov Kalsel, Banjarmasin, Selasa (6/11).
Subakti juga berharap kiranya pelaksanaan festival ini dapat berjalan semaksimal mungkin dengan kerja sama semua pihak sehingga apa yang diharapkan bersama dapat tercapai.
Sementara itu, Edi Sutardi Ketua Panitia South Borneo Art Festival 2018 ini menerangkan rangkaian prosesi yang akan dilaksanakan pada saat pembukaan kelak, disampaikan bahwa pembukaan diawali dengan penampilan kesenian lokal sebagai persembahan selamat datang, sebelum masuk acara seremonial akan dilakukan perjalanan kaki melewati sumber air sebagai simbol penyatuan alam, kemudian tapung tawar untuk keselamatan, penampilan kesenian hadera, gamelan Banjar, selanjutnya sambutan-sambutan. Usai sambutan akan ditampilkan pula musik panting, topeng, teater dan kesenian tutur Balamut.
Prosesi pembukaan seperti ini akan dikaukan juga pada saat penutupan kelak dengan ditambahkan pertunjukan hasil kolaborasi seluruh sanggar seni non kampus.
Kelangsungan event ini digarap dengan desain yang menyesuaikan event berskala internasional, dalam hal ini event organizer (EO) Max Production mendukung penuh suksesnya seluruh rangkaian South Borneo Art Festival 2018.
Setelah sukses mendukung kegiatan Nanang Galuh Kalsel 2018, Konser Budaya dan Pemecahan Rekor MURI HPS 2018 pada bulan lalu, Edy Suwarto, pemilik Max Production juga memberikan dukungannya untuk memfasilitasi insan yang nantinya akan meliput selama kegiatan.
“Pada event budaya dan kesenian ini, kami diberi kepercayaan atas kesuksesannya, olehnya kami akan berikan dukungan penuh dengan profesional yang kami miliki, termasuk penyediaan sarana untuk menunjang kinerja insan pers, ujar Edy yang bergelut di dunia EO sejak 2010.
Agar event berjalan sukses terutama ketersediaan sinyal seluler dan jaringan internet, kominfo kalsel mendukung dengan mengajak stakeholder. “Saya mengajak Telkom, Telkomsel dan Kominfo Banjar untuk membantu kegiatan internasional ini,” ujar Kasi SDKP Kominfo Muhari. Mc Kalsel / Fuz