Bekantan, 1 Dari 25 Satwa Yang Harus Ditingkatkan Populasinya

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel, Mahruz Aryadi memberikan paparan tentang sebab penurunan populasi Primata Endemik Borneo, Bekantan (Nasalis Larvatus) pada Talk Show “Bekantan Dari Banua Untuk Dunia” dalam rangka hari Bekantan 2018, di Aula ULM Banjarmasin, Selasa (03/04/2018). MC Kalse/rmd

Alih fungsi lahan, perburuan liar, dan kebakaran hutan menjadi beberapa sebab penurunan populasi Primata Endemik Borneo Bekantan (Nasalis Larvatus) di Kalimantan Selatan.

Ditambah lagi, tidak banyak orang yang mengetahui primata ini sudah mulai langka dan menjadi salah satu hewan yang dilindungi. Bahkan masyarakat Kalsel disinyalir hanya mengetahui bekantan sebagai maskot Kota saja.

“Pada Maret 2016 lalu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menetapkan bekantan sebagai bagian dari 25 hewan yang harus ditingkatkan populasinya,” ungkap Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel, Mahruz Aryadi, pada Talk Show “Bekantan Dari Banua Untuk Dunia” dalam rangka hari Bekantan 2018, di Aula ULM Banjarmasin, selasa (03/04/2018).

“Bahkan International Union for the Conservation of Nature (IUCN), menempatkan bekantan sebagai spesies langka,” tambah Aryadi.

Untuk mengatasi itu, lanjut Aryadi BKSD telah melakukan beberapa terobosan, salah satunya adalah mempersiapkan taman wisata alam pulau bakut, sebagai suaka bekantan, di sana nantinya akan ada tempat perawatan, pengecekan kesehatan,dan ekowisata.

“Nanti juga akan kita undang sekolah sekolah untuk melihat langsung, kehidupan Bekantan secara alami dan bagaimana merawat bekantan agar populasinya tetap terjaga,” ungkapnya.

“Kedepannya kita juga telah mempersiapkan sebuah Pulau Suwangi di daerah Tanah Bumbu yang juga akan digunakan sebagai suaka Bekantan yang jauh lebih luas lagi, di situ nanti kita menargetkan wisatawan yang datang, karena berada di daerah laut dalam yang dapat memudahkan kapal – kapal asing untuk singgah,” tambahnya.

Dari data BKSD tanun 2017 di Kalimantan Selatan populasi bekantan sekitar 2224 ekor, meningkat 10 persen dari tabun 2016,. penyebaran yang paling besar berada di daerah Kotabaru, Batola, Tanah Bumbu dan Pelaihari. Sedang khusus untuk daerah konservasi Populasinya mencapai 887 ekor di seluruh Kalsel. MC Kalsel/rmd

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan