Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan IV-2017 tumbuh sebesar 4,46% (yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,37% (yoy). Pada sisi permintaan, perlambatan pertumabuhan ekonomi bersumber dari perlambatan ekspor, investasi dan konsumsi pemerintah.
Perlambatan ekspor utamanya disebabkan oleh lebih rendahnya produksi batubara pada triwulan IV-2017 akibat tingginya curah hujan. Sementara itu perlambatan investasi dan konsumsi pemerintah masing-masing disebabkan oleh lebih moderatnya realisasi investasi bangunan serta lebih rendahnya realisasi belanja pemerintah yang tidak setinggi triwulan III-2017.
Dari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi bersumber dari penurunan kinerja sektor pertambangan, pertanian, dan konstruksi. Penurunan kinerja sektor tambang sejalan dengan lebih rendahnya produksi batubara sedangkan penurunan kinerja sektor pertanian dan konstruksi masing-masing disebabkan oleh masuknya masa tanam dan menurunnya aktivitas pembangunan pada akhir tahun.
Di sisi lain, sektor industri pengolahan tumbuh meningkat, didukung oleh meningkatnya produksi komoditas subsektor perkebunan. Secara keseluruhan tahun 2017, perekonomian Kalimantan Selatan tumbuh sebesar 5,29% (yoy), meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,40% (yoy).
Lebih baiknya tingkat harga komoditas utama berdampak kepada peningkatan ekspor serta kinerja sektor pertambangan dan sektor pertanian. Selanjutnya, perbaikan kinerja sektor utama mendorong aktivitas perdagangan dan investasi yang dicerminkan pada sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) dan sektor konstruksi.
Pada tahun 2018, perekonomian Kalimantan Selatan berpotensi untuk tumbuh meningkat, didukung oleh lebih baiknya konsumsi RT seiring terjaganya daya beli masyarakat, peningkatan konsumsi pemerintah seiring lebih baiknya kapasitas fiskal pemerintah, peningkatan investasi seiring berlanjutnya pembangunan infrastruktur, serta sedikit peningkatan ekspor seiring prospek ekspor produk sektor pertanian dan industri yang lebih baik.
Dari sisi sektoral, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan akan lebih banyak ditopang oleh sektor pertanian dan sektor industri pengolahan seiring lebih baiknya produksi hasil perkebunan, sektor LGA seiring bertambahnya pasokan listrik, sektor konstruksi seiring tingginya investasi, sektor transportasi dan komunikasi seiring perluasan penetrasi 4G operator seluler, serta sektor PHR seiring lebih baiknya konsumsi RT dan lebih tingginya kinerja sektor penghasil barang.
Di sisi lain, sektor pertambangan akan tumbuh melambat, khususnya memasuki semester kedua dipengaruhi prakiraan penurunan harga batubara.
Dari sisi pergerakan Indeks Harga Konsumen (IHK), realisasi inflasi pada triwulan IV-2017 tercatat sebesar 3,73% (yoy), lebih rendah dari triwulan lalu (4,01% yoy).
Penurunan inflasi disebabkan oleh lebih sedikitnya libur akhir pekan pada triwulan IV-2017 dibanding triwulan III-2017menyebabkan lebih rendahnya tekanan inflasi komponen administered price yang bersumber dari tarif angkutan udara. Realisasi inflasi Kalimantan Selatan pada 2017 (3,73% yoy) masih dalam sasaran inflasi Kalimantan Selatan maupun nasional yang sebesar 4±1%.
Inflasi Kalimantan Selatan pada akhir tahun 2018 diprakirakan akan dapat tetap dijaga ke arah sasaran inflasi Kalimantan Selatan yang lebih rendah 3,75±1% (yoy), sebagai sasaran antara menuju target inflasi nasional 3,5±1%. Hal ini didukung oleh relatif lebih rendahnya tekanan dari kelompok administered prices ketimbang tahun lalu.
Selain itu, program pengendalian inflasi TPID seperti penguatan produksi pangan, penataan distribusi melalui Rumah Pangan Kita (RPK) dan Toko Tani Indonesia (TTI) serta koordinasi yang baik antara pemerintah dan Bank Indonesia pada TPID akan mendukung tetap terjaganya inflasi bahan pangan.
Terkait analisis perkembangan ekonomi, keuangan pemerintah, inflasi, stabilitas keuangan di daerah, dan sistem pembayaran, Kantor Perwakilan Bank lndonesia Provinsi Kalimantan Selatan telah menerbitkan buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regionai (KEKR) edisi Februari 2018.
Bagi masyarakat yang berminat untuk membaca buku tersebut dapat datang ke Perpustakaan Kantor Perwakilan Bank lndonesia Provinsi. _Humas BI Kalsel – Mc Kalsel