Ribuan orang memakai baju sasirangan dengan berbagai corak, ramai-ramai menenteng kain sasirangan untuk mengikuti parade Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) ke-2 yang dimulai dari Balai Kota Banjarmasin menuju Siring Menara Pandang yang menjadi venue utama event akbar ini.
Berbeda dari tahun sebelumnya, parade kain sasirangan kali ini mengambil dua jalur, yaitu jalur darat dengan berjalan kaki dan jalur sungai dengan memakai perahu kelotok, puluhan perahu, baik jenis jukung dan kelotok bermanuver di sepanjang aliran sungai Martapura sambil memamerkan kain sasirangan,” untuk memantapkan predikat Banjarmasin sebagai Kota seribu sungai, Tahun ini kami juga menggunakan jalur sungai untuk membawa kain sasirangan menuju panggung utama,” ungkap Wakil Walikota Banjarmasin, Hermansyah, Sabtu (10/3).
Hermansyah berharap dengan gelaran BSF ini, kain sasirangan yang merupakan warisan budaya asli Kalimantan bisa dikenal masyarakat luas, baik nasional maupun dunia,” Festival ini juga sebagai ajang untuk membangkitkan perekonomian masyarakat, agar masyarakat bisa melihat peluang bisnis dari kain sasirangan ini,” ungkapnya.
Untuk itu, tambah Herman Pemko Banjarmasin juga telah melakukan pembinaan dan pelatihan kepada pengrajin sasirangan agar bisa mengembangkan motif dan tampilan sasirangan lebih modern lagi,” namun tetap tidak keluar dari pakem tradisional sasirangan itu sendiri,”ungkapnya.
Para pengrajin juga dihimbau untuk melirik dan mengembangkan kain sasirangan dengan pewarna alami, untuk menarik peminat dari pasar eropa yang lebih menyukai warna-warna yang lebih kalem dan soft.
Sementara Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin, Siti Wasilah Mengatakan kain sasirangan ini punya banyak kelebihan dari kain dari daerah lain,” karena kain sasirangan ini handmade dan banyak motif yang berbeda dari satu daerah dan yang lain, ini harus kita hargai,” ungkapnya.
Siti Wasilah juga berharap para pengrajin bisa menelurkan produk turunan dari kain sasirangan ini,” ini menjadi tantangan kita bersama, kedepan para pengrajin jangan hanya membuat kain tapi bisa membuat kerajinan yang ready to wear, ataupun produk kerajinan lain, misalkan tas atau hiasan lainnya tanpa mengurangi nilai kearifan lokal yang ada,” ungkapnya.
Banjarmasin Sasirangan Festival menjadi langkah awal untuk mewujudkan sasirangan mendunia, selain itu juga diperlukan bantuan masyarakat untuk mempromosikan di setiap kesempatan.
“Kita harap masyarakat bisa bangga mempromosikan kain sasirangan disetiap kesempatan, terlebih Pemko Banjarmasin juga telah melakukan MoU dengan beberapa maskapai, agar cover seat mereka memakai corak sasirangan, ini juga salah satu langkah untuk menduniakan kain sasirangan,” ungkapnya.
Selain parade kain sasirangan, puncak acara Banjarmasin Sasirangan Festival ini juga dimeriahkan dengan Fashion Show Eksekutif, dimana para pimpinan di tingkat Provinsi maupun Kota Banjarmasin bersama dengan istrinya berlenggak lenggok bak model diatas panggung utama menampilkan Sasirangan dengan berbagai corak dan model,” ini menunjukkan keragaman sasirangan, mudah-mudahan ini menjadi batu loncatan agar sasirangan bisa mendunia,” ungkap Siti Wasilah. MC Kalsel/rmd