Markplus Inc menggelar Publik Service Award dan Indonesia Marketeers Festival (IMF) Tahun 2018 dengan tema Indonesia Wow Banjarmasin Now di Ballroom Rattan Inn Hotel Banjarmasin, Kamis (8/3). Kegiatan tersebut langsung dibuka secara resmi oleh Walikota Banjarmasin, H. Ibnu Sina
Di sela rangkaian kegiatan, Indonesia Marketeers Festival 2018 juga memberikan beberapa penghargaan Banjarmasin Marketing Champion 2018 kepada para pemasar juara di Banjarmasin serta penyerahan plakat penghargaan pun langsung dilakukan oleh Walikota Banjarmasin kepada para pemenang.
Walikota Banjarmasin, H. Ibnu Sina dalam sambutannya mengatakan apresiasi Markplus Inc yang ini gelar Indonesia Marketeers Festival untuk yang keenam kalinya di Kota Banjarmasin.
“Oleh karena itu even seperti ini banyak manfaat yang bisa diambil dan disinergikan baik bagi para pebisnis banua maupun Pemerintah Kota Banjarmasin,” kata Ibnu Sina.
Menurutnya, sinergitas antara dunia bisnis dan dunia pemerintah adalah hal yang sangat penting karena keduanya sama-sama memiliki tujuan yang hampir sama yaitu berkembang dan memasarkan.
“Saya sebagai Walikota ibaratkan Manajer sebuah Kota, kaerena itu perkembangan pemasaran juga penting bagi kami,” ucapnya.
Selanjutnya, pada event Indonesia Marketeers Festival 2018 ini dihadiri berbagai insan bisnis di banua, pimpinan perusahaan di banua untuk berkumpul saling berbagai dan lakukan brainstorming menghadapi isu terkini serta mulai dari strategi menghadapi disrupsi teknologi hingga tahun politik bagi dunia bisnis menjadi pokok pembahasan.
Dikesempatan yang sama Connector Markplus Inc, Dimas Soerojo mengatakan kemajuan teknologi seperti saat ini, perilaku–perilaku baru konsumen pun bermunculan yang jika diperhatikan belum ada bertahun–tahun lalu.
“Oleh sebab itu diantaranya kini konsumen mengiginkan segala hal secara instan dan mudah diakses tanpa memerlukan banyak usaha” katanya.
Menurutnya, hal lain seperti istilah instagramable yang sebelumnya belum banyak dianggap serius ternyata dapat mendrive arah industri bisnis contohnya di segmen kuliner dan pariwisata.
Oleh karena itu banyak bisnis dikedua segemen tersebut yang mulai dianggap serius instagramable sebagai strategi pemasaran dan dengan khusus dan terkonsep berusaha agar bisnisnya bisa instagramable.
“Banyak pembisnis yang terkejut dan tidak siap hadapi perubahan yang luar biasa cepat ini dan terlambat beradaptasi,” ujar Dimas.
Dengan demikian pembisnis dapat memilih strategis hingga pengalokasian modal yang efektif untuk memulai usahanya seperti beberapa bisnis baru yang memang ciptakan produk unik dengan pemasaran gencar di media sosial, tapi tidak punya toko. “Dengan ini dia bisa lebih efesien salurkan modalnya dengan investasi lebih besar pemasaran digital,” pungkasnya.
Lebih jauh Dimas menjelaskan di Banjarmasin memang saat ini pengaruh disrupsi teknologi pada dunia bisnis yang dirasakan belum sebesar di Kota lainnya serta secara pasti hal ini juga akan terjadi pula di Banjarmasin.
“Sekarang mungkin baru dirasakan besar di segmen tranportasi tapi nantinya segmen dan bidang lain juga pasti akan menyusul perkembangannya,” harapnya. (tgh)