Selama bertahun – tahun, Kalimantan Selatan dikenal sebagai daerah pengonsumsi gula pasir tertinggi di Indonesia. Data menyebutkan, konsumsi gula pasir masyarakat Kalsel mencapai 1,35 kilogram per orang per bulan. Sedangkan rata – rata konsumsi gula Nasional hanya di kisaran 1 kilogram per orang per bulan. Namun sejak setahun terakhir, konsumsi gula Kalsel diklaim mengalami penurunan, yang diindikasikan dengan turunnya kebutuhan gula perbulannya.
Menurut Aftahuddin, Ketua Asosiasi Gula Bersatu Kalsel, penurunan kebutuhan gula pasir sudah terjadi sejak setahun terakhir ini. Normalnya, kebutuhan gula Kalsel dapat mencapai 12.000 ton per bulan, namun saat ini turun hingga 50% ke angka 6.000 ton per bulan. Aftahuddin memperkirakan, kondisi ini terjadi karena menurunnya daya beli masyarakat, akibat kondisi ekonomi yang belum membaik. Dengan kaya lain, banyak rumah tangga di Banua melakukan penghematan, salah satunya dengan mengurangi konsumsi gula pasir.
Positifnya dari segi kesehatan, kerentanan masyarakat Kalsel dari penyakit yang disebabkan tingginya konsumsi gula, justru turut mengalami penurunan. Mengingat selama beberapa tahun ini, penyakit tidak menular yang mendominasi di Kalsel, salah satunya adalah diabetes dan obesitas. Kondisi ini dipicu hobi kebanyakan orang Banua, mengonsumsi makanan manis.(RIW/RDM)