Provinsi Kalimantan Selatan kedatangan tamu istimewa, yakni Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab pada acara Meet and Greet Duta Baca Indonesia di Lapangan Murjani, Banjarbaru, Jum’at (31/3).
Meet and Greet Duta Bahasa Indonesia di Kalsel ini merupakan salah satu rangkaian acara dari Kalsel Book Fair tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
Dalam kesempatannya Najwa mengatakan jika dilihat dari angka statistik, minat baca di Indonesia berada pada urutan 60 dari 61, angka-angka statistik ini berbanding terbalik jika dilihat dari geliat pemerintah, aktivis literasi, dan pustakawan di daerah-daerah yang telah melakukan banyak hal untuk meningkatkan minat baca di Indonesia.
“Karenanya saya senang menggunakan kata gerakkan buka program, kalo program konotasinya hanya pemerintah yang melakukan dan masyarakat harus mengikuti apa yang dilakukan pemerintah. Sedangkan gerakkan biasanya dari bawah ke atas, pemerintah melakukan dengan apa yang mereka lakukan, tapi bagi keluarga, masyarakat, dan aktivis ini merupakan sebuah tantangan besar dan tugas bersama yang harus dilakukan setiap unit” katanya.
Menurutnya masih rendahnya minat baca di Indonesia karena akses masyarakat terhadap buku yang berkualitas masih terbatas, Indonesia merupakan negeri yang sangat luas dimana untuk menjangkau pelosok-pelosok membutuhkan usaha yang lebih.
“Selama satu tahun saya menjadi Duta Baca, saya melihat di daerah-daerah begitu banyak aktivis yang begitu keras kepala berjuang untuk mengantarkan buku kepada anak-anak di pelosok, jika buku-buku tersebut sampai ditangan anak-anak, mereka akan merasa senang dan haus akan bahan bacaan” ungkapnya.
Lebih jauh Najwa mengungkapkan begitu banyak cara yang dilakukan para aktivis di daerah untuk bisa memberikan akses kepada masyarakat di pelosok negeri agar bisa membaca buku, seperti yang belum lama ini ia jumpai di Padang yakni vespa pustaka, dimana para aktivis disana menggunakan vaspa untuk membawa buku.
Selain itu juga ada noken pustaka di Papua, dimana salah soerang mantan atlet angkat besi naik turun lembah dengan noken sembari membawa buku dipunggungnya untuk memastikan anak-anak di lembah dan pelosok-pelosok Papua mempunyai akses terhadap buku.
“Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia adalah orang-orang yang mempunyai kemauan besar untuk mau mengantarkan buku ke pelosok-pelosok Indonesia, dan disetiap titik anak-anak yang ditemui semangat bacanya sangat luar biasa, selalu mau mencari dan menambah akses bacaan” imbuhnya.
Salah satu tugas sebagai Duta Baca ataupun aktivis litersi, lanjutnya, adalah mencomblangkan masyarakat dengan buku, jika mereka sudah jatuh cinta maka akan sulit untuk melepaskannya, sehingga bisa meningkatkan minat baca di Indonesia.
Dirinya juga masih khawatir karena sering kali ada banyak program yang digalakkan tetapi hanya meriah diawalnya saja dan semangatnya mengendur kebelakang.
“Ini merupakan tantangan bagi kita semua, ceremony hanyalah sebagai sebuah pemantik untuk menyalakan api di lilin, tugas kita sebagai Duta Baca, Aktivis, maupun Pemerintah adalah menjaga agar api yang dinyalakan tersebut tidak padam meskipun saat diterpa angin ataupun jika ada hujan, sedikit banyak orang yang menyulutkan api baru untuk lilin-lilin tersebut” pungkas Najwa. (MC Kalsel/Jml)