Banjarmasin (19/3), Mungkin beberapa orang bertanya-tanya, bagaimanakah kera yang begitu banyaknya ini bisa tinggal di pulau yang terbuat oleh alam yang tidak terhubung oleh daratan ini?
Sejarah menceritakan ada salah satu dari keturunan Raja di Kuin tidak di karuniai keturunan. Menurut ramalan ahli nujum pada saat itu jika ingin memiliki anak maka harus berkunjung ke Pulau Kembang dengan mengadakan upacara badudus (mandi-mandi). Ramalan dan nasihat ahli nujum ini dilaksanakan oleh kerajaan. Setelah beberapa waktu sepulang mengadakan upacara di Pulau Kembang ternyata istri dari keturunan raja yang dimaksud hamil. Begitu bahagianya keluarga raja mendengar hal gembira tersebut. Maka raja yang berkuasa memerintahkan petugas kerajaan untuk menjaga pulau tersebut agar tidak ada yang merusak dan mengganggunya.
Petugas kerajaan yang mendapatkan perintah menjaga Pulau Kembang itu membawa dua ekor kera besar, jantan dan betina yang diberi nama si Anggur. Konon menurut cerita yang beredar setelah sekian lama petugas kerajaan ini menghilang secara ghaib tak diketahui kemana perginya. Sedangkan kera yang ditinggalkan berkembang biak dan menjadi penghuni Pulau Kembang. MC Kalsel/Scw