Organisasi Nahdatul Ulama (NU) adalah organisasi yang menganut paham ahlussunnah wal jama’ah, yaitu sebuah pola yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan ekstrim naqli (skipturalis).
Hal tersebut diutarakan Gubernur Kalimantan Selatan dalam sambutannya yang disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Abdul Haris Makkie pada acara Hari Lahir Nahdatul Ulama (NU) ke-91 dan Haul KH. Abdul Qadir Hasan (Guru Tuha) ke-40 di Universitas Nahdatul Ulama Kalimantan Selatan, Gambut, Sabtu (11/2).
Menurutnya, sumber pemikiran NU selain berpedoman pada Al-Qur’an dan hadist, juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas yang ada.
“Dengan pola demikian, NU menjadi organisasi yang dikenal sebagai organisasi yang konsisten dalam mempertahankan dan menjadi empat pilar bangsa yaitu, Pancasila, NKRI, Undang-Undang Dasar dan Bhineka Tunggal Ika” Kata Sahbirin.
Selain memperingati hari lahir NU ke-91, juga melaksanakan haul KH. Abdul Qadir Hasan (Guru Tuha) ke-40. KH. Abdul Qadir Hasan sendiri merupakan pendiri cabang NU pertama di luar Pulau Jawa, yakni di Kota Martapura Kalimantan Selatan.
Tidak hanya dalam mengembangkan NU di Kalimantan, tetapi juga membangun SDM melalui pondok pesantren Darussalam Martapura, serta juga bertindak sebagai sesepuh geriliya di Kalimantan.
“Karenanya, Harlah ke-91 NU dan haul tokoh nasional KH. Abdul Qadir Hasan ini, diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat dalam mewujudkan masyarakat yang bertaqwa dan cinta terhadap negara” imbuhnya.
Sementara itu menurut ketua panitia pelaksana Harlah NU ke-91, H. Noor Fahmi mengatakan peringatan Harlah dan Haul tingkat Provinsi kali ini merupakan peringatan yang cukup besar.
“Walaupun dilaksanakan setiap tahun baik haul ataupun harlah, namun baru pertama kali ini diadakan secara besar-besaran ditingkat Provinsi” ujar Fahmi
Peringatan Harlah Nahdatul Ulama (NU) ke-91 dan Haul KH. Abdul Qadir Hasan (Guru Tuha) ke-40 ini turut dihadiri oleh ribuan jama’ah Nu se-Kalsel, juga Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama, KH. Said Aqil Siradj, dan juga pejabat daerah tingkat Provinsi maupun Kab/Kota di Kalsel, serta turut menghadirkan penceramah terkenal di Kalimantan Selatan KH. Ahmad Zuhdiannor atau yang sering dipanggil Guru Zuhdi untuk memberikan tausiah agama pada acara tersebut. (Jml)