Pers Berperan Membangun Banua

Paman Birin Hadiri HPN di Ambon

HARI PERS Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor bersalaman dengan Presiden Joko Widodo (foto kiri) dan Ketua DPR RI Setya Novanto (foto kanan) di area peringatan Hari Pers Nasional ke-72, di Lapangan Polda Maluku (Lantui), Ambon, Kamis (9/2). Humas Prov Kalsel

AMBON – Gubernur Kalimantan Selatan H.Sahbirin Noor secara khusus datang menghadiri peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-72 di Kota Ambon, Maluku, (9/2). H.Sahbirin Noor menyatakan sangat respek terhadap pers dalam membantu pemerintah daerah membangun banua.

Selain Presiden RI Joko Widodo, puncak peringatan HPN itu juga dihadiri oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, sejumlah Menteri, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, duta besar, tokoh pers, perwakilan wartawan dari seluruh daerah di Indonesia.

Dengan memakai baju sasirangan yang menjadi ciri khas Kalimantan Selatan, Paman Birin, sapaan akrab Gubernur H.Sahbirin Noor, duduk tak jauh dari kursi yang ditempati Presiden Joko Widodo, di lokasi HPN di Lapangan Polda Maluku (Lantui).
“Ketika saya menerima undangan untuk menghadiri Hari Pers Nasional ini, saya langsung iyakan, karena saya dan pers tak bisa dipisahkan. Pers berperan penting mendukung tugas Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menjalankan program-program pembangunan” ujar Paman Birin didampingi Karo Humas Setdaprov Kalsel Kurnadiansyah dan Ketua PWI Provinsi Kalsel Fathurrahman.

Kurun waktu satu tahun kepemimpinan di Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, manfaat pentingnya pers dirasakan Paman Birin. Melalui pemberitaan, masyarakat akan mengetahui pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan. Demikian pula kontrol terhadap kinerja pemerintah dalam upaya perbaikan dan peningkatan jajarannya.

Paman Birin berharap momentum Hari Pers Nasional tahun ini dapat meningkatkan kualitas pers di Kalimantan Selatan dan menjunjung tinggi kode etik serta Undang-Undang Pers. Dengan demikian, sinergitas antara pemerintah daerah, pers, dan stakeholder lainnya berjalan dengan baik.

Selain itu, kehadiran Paman Birin memenuhi undangan hadir pada peringatan HPN di Ambon untuk menyatakan keseriusan Kalimantan Selatan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2024. “Upaya untuk mewujudkan Kalimantan Selatan menjadi tuan rumah PON 2024 perlu mendapat dukungan dari teman-teman pers. Melalui pers, kita sampaikan bahwa Kalimantan Selatan siap menjadi tuan rumah PON”, papar Paman Birin.

Dukungan terhadap Kalimantan Selatan menjadi tuan rumah PON 2024 sudah disuarakan oleh wartawan olahraga se-Indonesia yang tergabung dalam Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI se-Indonesia pada rapat kerja nasional di Banjarmasin, pertengahan Desember 2016 silam.

Selain Paman Birin, pejabat banua yang terbang ke Ambon menghadiri HPN adalah Walikota Banjarmasin Ibnu Sina. Menurut Ibnu, kehadiran pers sangat penting. Pers dapat menyampaikan informasi dan mendorong percepatan pembangunan di Kota Banjarmasin. “Kami terus meningkatkan hubungan Pemko Banjarmasin dengan pers. Karena pers berperan mendorong percepatan lebih maju lagi pembangunan di Kota Banjarmasin,” kata Ibnu di sela HPN di Ambon.

Sementara itu, pada peringatan HPN di Ambon tersebut, Presiden Joko Widodo mengatakan pers sangat penting bagi pembangunan negara, namun saat ini jagat media mainstream (arus utama) tengah menghadapi tantangan besar dengan hadirnya media sosial (Medsos).

“Media sosial menjadi ketergantungan baru yang luar biasa, tidak hanya di kalangan masyarakat tetapi semua kalangan, baik Bupati/Walikota, Gubernur, Menteri, maupun Presiden. Ada yang senang twitter, instagram, main game, facebook semuanya gandrung medsos”, kata Presiden Joko Widodo.

Menurut bapak Presiden Joko Widodo, satu persatu media mainstream yang tidak mampu bersiasat dan beradaptasi mulai berguguran. Kecendrungan ini terjadi di seluruh dunia. “Kita harapkan di Indonesia kecenderungan tersebut tidak terjadi, karena medsos memang sudah memusingkan pemerintah. Saya temui Perdana Menteri dan Presiden di negara lain yang juga mengeluhkan permasalahan yang sama” katanya.

Presiden Jokowi mengakui, media mainstream bisa diajak berdiskusi dan berbicara, tetapi medsos tidak ada yang bisa memagari. “Inilah dampak keterbukaan yang semua negara menghadapinya, bukan hanya Indonesia yang hadapi fenomena ini, tetapi seluruh negara di dunia mengalami. Saya yakin, meskipun digempur medsos, media mainstream tidak akan hilang, sebagaimana radio dan tv tidak hilang. Keduanya sama-sama eksis, bisa saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap informasi,” ungkapnya.

Lanjutnya, media sosial unggul karena kecepatan, karena nilai aktualitas, sementara media mainstream menonjol karena akurasi dan kedalaman materi-materinya.

“Digitalisasi proses komunikasi membuat setiap orang atau setiap individu bisa menjadi produsen berita. Semuanya bisa memberitakan apa yang dia lihat dan dialaminya. Setiap saat media sosial kebanjiran berita. Ada berita yang obyektif, aktual, kritik yang baik, tetapi banyak juga berita hoax atau bohong. Hoax mengganggu kebebasan kita”, kata Presiden Jokowi.

Presiden mengakui, bahwa ada berita media sosial yang membuat kegaduhan, ada berita yang penuh caci maki, fitnah, memecah belah masyarakat, bahkan mengancam persatuan bangsa.

“Tetapi saya mempunyai keyaknian, bahwa ini justru mendewasakan dan mematangkan kita tahan uji, tidak perlu banyak keluhan kalau mendengar berita di media sosial, karena ini fenomena semua negara,” tandasnya.

Karena itu, mari bersama-sama memerangi dan stop berita bohong, berita yang pecah belah, dan berita-berita fitnah.

“Seharusnya media mainstream mampu meluruskan hal yang bengkok-bengkok, menjernihkan yang terjadi di media sosial, dan tidak lantas ikut larut dan malah memungut isu-isu yang belum terverifikasi di media sosial sebagai bahan berita”, tegasnya.

Karena itu, kita sekarang bisa melihat kalau ada trending topic di media sosial justru dipakai untuk dijadikan berita, tanpa diverifikasi, apakah berita itu betul-betul benar atau tidak benar.

“Media mainstream tidak boleh luntur, dan junjung tinggi etika jurnalistik yang menuntut aktualitas, obyektifitas, disiplin dalam melakukan verifikasi”, kata Presiden.

Presiden Jokowi juga mengapresiasi upaya-upaya Dewan Pers yang melakukan verifikasi terhadap perusahaan media massa, baik cetak maupun elektronik, selain menjamin profesionalitas dan perlindungan terhadap wartawan dengan adanya verifikasi tersebut, sehingga masyarakat bisa mengetahui media mana yang bisa dijadikan rujukan dan media mana yang dipercaya dalam pemberitaan.

“Saya berharap, peringatan Hari Pers Nasional di Kota Ambon dalam memperteguh komitmen kita bersama dapat membangun Indonesia yang harmoni dan mewujudkan ekonomi merata bagi seluruh rakyat Indonesia”, kata Presiden Joko Widodo.
Humas Prov Kalsel

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan