SIMFONI PPA Mempermudah Pendokumentasian Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak

Suasana Pelatihan dan Pelaporan Aplikasi SIMFONI PPA bagi Dinas, Instansi Vertikal Provinsi Serta UPTD PAA Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2022. MC Kalsel/scw

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menyelenggarakan Pelatihan dan Pelaporan Aplikasi Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA) bagi Dinas, Instansi Vertikal Provinsi Serta UPTD PAA Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2022, Banjarbaru, Selasa (8/11/2022).

Kepala DPPPA Provinsi Kalsel, Adi Santoso mengatakan, kegiatan ini sebagai upaya peningkatan kapasitas pengelola data, meningkatkan koordinasi serta komunikasi antar lembaga unit layanan, meningkatkan kualitas data, pemahaman pengelola agar dapat memahami update terbaru dari pengembangan aplikasi serta mampu mengimplementasikannya.

“Adanya SIMFONI PPPA dimaksudkan untuk mempermudah dalam pendokumentasian kasus kekerasan di masing-masing unit layanan dan sistem manajemen penanganan kasus yang terintegrasi antar unit layanan sehingga dapat menyediakan berbagai data dan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengambil kebijakan,” ucap Adi.

Adi menyampaikan, saat ini untuk mengatasi berbagai kendala, pemerintah telah berupaya membangun sistem data kekerasan perempuan dan anak secara online yang dapat diakses semua unit layanan penanganan korban kekerasan perempuan dan anak di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota secara up to datereal time dan akurat, untuk menuju Satu Data.

“Sedikit apapun datanya, harus kita terima dan kita kelola lebih jauh karena hal tersebut adalah titik awal kita bergerak, serta dapat menjadi semangat bagi kita untuk meningkatkan penanganan dan pelayanan bagi korban kekerasan,” kata Adi.

Menurut data SIMFONI PPA Kalsel 2022, korban kekerasan di Kalsel pada Januari s.d. Oktober tercatat 491 Kasus, dengan kasus korban anak 335 orang dan korban perempuan 156 orang.

“Ini yang menjadi perhatian kita bersama untuk saling menguatkan komitmen, mengingat dampak kekerasan seksual yang dialami anak-anak, akan sangat berdampak pada tumbuh kembang dan kehidupan mereka disaat dewasa,” jelas Adi.

Oleh karena itu, peserta diharapkan aktif mengikuti kegiatan agar manfaat data yang dihasilkan SIMFONI PPA yaitu dapat menggambarkan analisis situasi dan kondisi kekerasan dan anak di masing-masing wilayah. 

“Nantinya data dapat digunakan dalam menyusun kebijakan dan strategi perlindungan dan penanganan kekerasan yang lebih tepat sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Adi. MC Kalsel/scw

Mungkin Anda Menyukai