Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor secara resmi membuka Borneo Palm Oil Forum ke-4 bertema “Meningkatkan Kolaborasi Pemerintah dan Pelaku Usaha Dalam Rangka Mewujudkan Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan, di Banjarmasin, Rabu (15/12/2021).
Pada kesempatan tersebut, Sahbirin optimis sektor perkebunan mampu menjadi tulang punggung ekonomi di Kalimantan, terlebih di Kalsel.
“Provinsi Kalimantan Selatan sangat fokus dalam menggarap sektor perkebunan kelapa sawit dan sektor perkebunan lainnya, karena sektor perkebunan mempunyai peran penting dan strategis dalam meningkatkan pembangunan daerah,” kata Sahbirin.
Selain berdampak terhadap pendapatan, perkebunan kelapa sawit juga meningkatkan penyerapan tenaga kerja, penerimaan devisa produk domestik bruto, penyediaan bahan baku industri, pusat pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
“Saat ini sektor perkebunan kelapa sawit di Kalsel menjadi penyumbang devisa nomor dua setelah sektor tambang. Ini adalah hal yang luar biasa serta mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Sahbirin.
Diketahui, luas area perkebunan kelapa sawit di Kalsel mencapai 426.475 hektar, yang terdiri dari perusahaan besar swasta seluas 313.545 hektar, perusahaan besar seluas 6.489 hektar, dan sebanyak 106.441 hektar diusahakan oleh rakyat.
“Dengan total produksi mencapai 1,1 ton CPO dan terdapat 88 perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan jumlah pabrik CPO sebanyak 46 PKS, 2 industri minyak goreng, 2 industri bio diesel mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 72 ribu orang,” tambah Sahbirin.
Sementara itu, Ketua Umum GAPKI, Joko Supriyono mengatakan, forum tersebut bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan koordinasi antar pelaku usaha dengan pemerintah, untuk melakukan upaya-upaya pengembangan kelapa sawit agar semakin baik, berdaya saing, dan berkelanjutan.
“Selama pandemi, kelapa sawit tidak terlalu banyak masalah tetapi bukan berarti tidak ada masalah, namun karena dapat ditindaklanjuti sehingga operasional perkebunan berjalan dengan lancar dan kinerjanya justru bagus tahun ini, karena di saat pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang turun, sawit memberikan dampak positif dan mampu menopangnya,” kata Joko. MC Kalsel/Rns