Bank Indonesia (BI) bersama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) menggelar Webinar Ekonomi Kalimantan 2022 bertema “Menakar Peluang Investasi di Kalimantan”, dengan menghadirkan narasumber dari Kantor Perwakilan BI Kalimantan Selatan (Kalsel), Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi, Gubernur Kalsel dan Gubernur Kalimantan Timur, serta Ekonom Senior CORE Indonesia.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, mengatakan kegiatan tersebut rutin dilakukan untuk menyampaikan perkembangan terkini perekonomian, kebijakan, serta penguatan sinergi dan koordinasi kebijakan lintas sektor.
“Topik yang diangkat pada event hari ini bagi kami sangat positif, paling tidak mencerminkan dua pesan penting, pertama adalah pentingnya reformasi struktural dan kedua adalah pentingnya sustainabilitas pertumbuhan,” ujar Dody secara virtual, Rabu (8/12/2021).
Sementara itu, Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Amalia Adiningrat Widyasanti, mengatakan Kalimantan Selatan (Kalsel) bersama Kalimantan Timur (Kaltim) berstatus hijau untuk capaian Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif (IPEI).
“Pertumbuhan ekonomi kita diharapkan tidak sekedar hanya tumbuh tinggi, tetapi kita juga harus tumbuh secara inklusif dan berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi inklusif di Kalimantan, Kalsel dan Kaltim berwarna hijau muda, Kalteng dan Kaltara berwarna krem dan Kalbar berwarna merah,” kata Amalia.
Jika dibandingkan dengan 34 provinsi di Indonesia, Amalia mengatakan Kalsel dan Kaltim berada di posisi 10 teratas. Hal ini sekaligus menunjukan masih ada kesenjangan pembangunan antar provinsi di Kalimantan.
“Ini mungkin yang perlu menjadi perhatian kita dan tentunya investasi akan menjadi salah satu pemicu untuk bagaimana kita bisa memeratakan pembangunan di Kalimantan termasuk untuk mendukung pembangunan ekonomi yang lebih inklusif,” harap Amalia.
Hadir sebagai narasumber, Sekretaris Daerah Kalsel, Roy Rizali Anwar, mewakili Gubernur Kalsel mengatakan Pemerintah Provinsi mengupayakan sejumlah strategi untuk meningkatkan investasi.
“Di antaranya adalah perbaikan peringkat kemudahan berusaha, eksekusi realisasi investasi besar, mendorong investasi besar untuk bermitra dengan pengusaha nasional di daerah, dorong peningkatan investasi dalam negeri khususnya UMKM, penyebaran investasi berkualitas, serta promosi investasi terfokus berdasarkan sektor dan negara,” ucap Roy.
Roy juga mengatakan infrastruktur pendukung investasi di Kalsel telah disiapkan secara matang, baik pelabuhan, bandara maupun konektivitas transportasi darat dan sungai. Posisi strategis Kalsel yang berdekatan dengan Ibu Kota Negara (IKN) baru diyakini mampu menarik minat investor.
“Pulau Kalimantan sebagai pulau yang atau wilayah yang seksi untuk investasi di masa depan, tanpa kecuali bagi Kalsel yang berbatasan langsung dengan Kaltim. Oleh karena itu saya mengajak seluruh investor dari dalam negeri maupun luar negeri untuk berinvestasi di Kalsel, kita akan menuai hasil yang sama-sama menguntungkan, investor sukses, pembangunan di Kalsel lebih maju dan masyarakat pun turut merasakan peningkatan kesejahteraan,” ujar Roy. MC Kalsel/Fuz