Guna menjaga ketersediaan bahan pokok jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) 2019, Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan menggelar Rapat Koordinasi dan Identifikasi Harga Bahan Pokok, di salah satu hotel berbintang, Banjarmasin, Selasa (3/12/2019).
Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan (Disdag Kalsel), Birhasani, Kasubdit Informasi Pasar Direktorat Bapokting Dirjen PDN Kemendag, Bambang Wisnubroto, Kepala Bulog Divre Kalsel Arif Mandu, dan Perwakilan BI Dadi Esa Cipta serta SKPD terkait.
Berdasarkan data yang dimiliki, Birhasani optimis ketersediaan sembako di 2019 sampai awal tahun akan tercukupi.
“Akan tetapi yang tidak bisa di perkirakan yaitu fluktuasi harga sehingga berpotensi inflasi, oleh karena itu semua jajaran harus berperan aktif,” ujarnya.
Di kesempatan tersebut, Birhasani mengatakan inflasi di Kalimantan Selatan mencapai 3,5 persen.
“Mudah-mudahan setidaknya kita bisa dibatas 3,5 tapi saya pesimis mungkin bisa diatas 3,5 persen. Karena kemarin saja Kabupaten Tabalong yang memiliki inflasi yang sangat tinggi hampir 1% untuk bulan ini,” ucapnya.
“Kemudian Kota Banjarmasin sekitar 0,7%, ini perlu komitmen semua pihak terutama pemerintah kabupaten/kota karena merupakan ujung tombak,” lanjutnya.
Menurutnya, beberapa komoditi pendorong inflasi seperti ayam negeri, bawang merah, dan telur ayam negeri. Di bulan Desember, semua komoditi tersebut berpotensi naik, sementara untuk gula sampai saat ini belum terjadi kenaikan harga.
“Sedangkan untuk bulan Januari yang nantinya akan mengalami kenaikan yaitu transportasi dan angkutan udara dan itu nantinya pasti akan mendorong inflasi, jadi komoditi dan produk yang bisa kita kendalikan bahan makanan pokok lingkup perdagangan,” terangnya.
Birhasani juga mengatakan pihaknya telah melakukan pendataan untuk menjamin ketersediaan bahan pokok.
“Kami sudah melakukan pendataan ketersedian bahan pokok di semua kabupaten/kota terutama yang mempunyai gudang yang terdaftar di kabupaten/kota,” ungkapnya.
Selain itu, Birhasani juga mengungkapkan salah satu hal yang tidak diharapkan jelang akhir tahun yakni adanya pihak-pihak yang mengambil kesempatan.
“Seperti harga ayam kalau kita perhatikan itu di harga peternak yang masih ayam hidup harga sudah diatas dari HPT. Harga HPT hanya 19ribu untuk ayam hidup tapi sekarang sudah mencapai 26ribu, jadi secara otomatis harga di pasar akan ikut tinggi ” bebernya.
Oleh karena itu, Birhasani meminta Dinas Peternakan agar segera melakukan pertemuan dengan para peternak untuk mencari solusi permasalahan tersebut.
Sementara itu, Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disdag Kalsel, Dina Aulia Mangkusari mengatakan tujuan kegiatan untuk mengidentifikasi ketersediaan pasokan dan harga barang kebutuhan pokok serta kesiapan daerah untuk menghindari terjadinya kekurangan pasokan, juga gangguan distribusi dan aksi spekulasi/penimbunan barang kebutuhan pokok secara tidak wajar yang dapat berdampak pada kenaikan harga bahan pokok di Kalimantan Selatan.
“Hasil yang diharapkan agar dapat meningkatkan koordinasi antara pemangku kepentingan di bidang pengadaan dan distribusi bahan pokok di Provinsi Kalimantan Selatan, sehingga pada saat menjelang HBKN ketersediaan bahan pokok tidak terganggu,” pungkasnya. MC Kalsel/scw