Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya untuk menurunkan angka kematian bayi, ibu dan stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Muslim mengatakan berdasarkan data riset dasar Dinkes Kalsel, kasus stunting di Kalsel dari tahun 2013-2018 mengalami penurunan yakni dari 44 kasus menjadi 33 kasus.
“Hal tersebut berkat program konvergensi lintas sektor antara Dinkes Kalsel dengan sektor-sektor terkait saling berkolaborasi khususnya sektor yang melaksanakan program sensitif” ujar Muslim, Banjarbaru, Kamis (2/14/2019).
Muslim menjelaskan program sensitif yang dimaksud yaitu program diluar lingkup kesehatan seperti ketersedian air bersih, jamban atau WC yang sehat, serta ketersedian akses pangan yang memiliki kontribusi sebesar 70 persen, sementara untuk lingkup kesehatan memiliki kontribusi sebesar 30 persen.
Ditambahkannya, salah satu program dilingkup kesehatan yakni, program mengawal 1000 hari pertama kehidupan yang mana mulai dari ibu hamil hingga 2 tahun kedepan dengan berbagai pelayanan seperti pelayanan kebidanan, pemberian vitamin, imunisasi, sampai makanan tambahan untuk ibu hamil.
“Dengan program mengawal 1000 hari pertama tersebut tidak hanya menurunkan angka kematian bayi dan ibu juga sebagai bentuk pencegahan dini terhadap kasus stunting” jelasnya. Untuk diketahui angka kematian ibu dan bayi di Kalimantan Selatan cendrung mengalami penurunan, angka kematian bayi di Kalsel tahun 2018 sekitar 10 kasus yang mana pada tahun 2017 ada 46 kasus, dan untuk angka kematian ibu mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan yakni pada tahun 2017 ada 114 kasus turun pada 2018 menjadi 113 kasus. MC Kalsel/Jml