“Kondisi perpustakaan di Kalimantan Selatan dinilai tertinggal jauh dibandingkan daerah lain di Indonesia. Hal ini disebabkan minimnya anggaran yang dialokasikan untuk operasional dan pengembangannya.”
Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kalimantan Selatan, Saptono mengatakan alokasi anggaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) nya jauh dari ideal. Tahun ini pihaknya hanya mendaptakan asupan dana APBD sebesar 12 miliar rupiah. Padahal dalam upaya pembenahan wajah perpustakaan minimal memerlukan 40 miliar rupiah. Ia mengakui jika dibanding perpustakaan di Yogjakarta saja, Kalsel tertinggal 20 tahun, karena harus dilakukan pembenahan sarana dan prasarana penunjang yang refresentatif. Selain itu, strategi dan program kerja dalam upaya meningkatkan daya minat baca masyarakat masih monoton, tidak seperti di pulau Jawa yang melibatkan pihak ketiga untuk rekrutmen petugas pelayanan. Saptono berharap upaya pembenahan bisa dilaksanakan segera. Pihaknya akan melakukan lobi ke perpustakaan nasional di Jakarta meminta bantuan APBN untuk mengatasi persoalan ini. Selain itu minta peran aktif kabupaten kota melakukan upaya serupa. (NRH/RDM)