Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui program rehabilitasi pesisir dan pulau-pulau kecil kembali melaksanakan kegiatan rehabilitasi penanaman mangrove di desa Bawah Layung, Kabupaten Tanah Laut dengan luas lahan 6,5 hektare.
Program ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali ekosistem mangrove yang rusak akibat perubahan iklim serta aktivitas manusia, Banjarbaru, Rabu (22/5/2024).
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Rusdi Hartono, menjelaskan bahwa penanaman mangrove dilakukan dengan menanam dua jenis mangrove, yaitu Avicennia dan Rhizophora Mucronata (bakau).
“Program ini merupakan bentuk kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sekitar untuk menjaga kelestarian sumber daya yang ada di sekitarnya,” kata Rusdi.
Rusdi mengatakan, manfaat dari konservasi mangrove sangatlah besar. Selain sebagai pelindung pantai dari naiknya permukaan air laut, angin kencang, dan ombak besar akibat perubahan iklim, mangrove juga menjadi tempat berkembang biak ikan, kepiting, udang, burung dan sumber makanan bagi spesies di darat.
Saat ini, Provinsi Kalimantan Selatan memiliki 67 persen ekosistem pesisir, dari luas total Provinsi Kalsel. Ekosistem pesisir memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan, karena mangrove sendiri memiliki kemampuan menyimpan karbon, hingga sepuluh kali lipat lebih banyak daripada kemampuan hutan hujan.
Sehingga, melalui program penanaman mangrove ini, selain pelestarian lingkungan yang terjaga, diharapkan dapat memberikan stimulus perekonomian bagi masyarakat sekitar ekosistem mangrove.
“Kegiatan ini bisa menjadi contoh nyata bagi masyarakat sekitar untuk menjaga lingkungan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pelestarian alam. Dengan melakukan kegiatan kolaborasi seperti ini, kita bisa bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan sehingga dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua,” ujar Rusdi. MC Kalsel/scw