Ikan haruan (gabus) dinilai merupakan salah satu produk penyumbang inflasi di Kalsel. Guna mengatasi hal tersebut Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalsel melaksanakan program budidaya ikan gabus yang terletak di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah (HST), dan Hulu Sungai Utara (HSU).
Kepala Dislutkan Provinsi Kalsel, Rusdi Hartono menyampaikan selama ini hubungan produksi ikan gabus mengandalkan penangkapan terutama di daerah Kabupaten HSS, HST, HSU, Tapin, Balangan, Tabalong dan beberapa daerah di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin.
“Karena tingginya permintaan maka diperlukan produksi lebih melalui kegiatan budidaya,” kata Rusdi, Banjarmasin, Selasa (14/05/2024).
Berdasarkan data statistik tahun 2023, jumlah produksi budidaya sebesar 1.200 ton tersebar di Kabupaten Barito Kuala, HSS, HST, HSU, Banjarmasin dan Banjarbaru.
Selanjutnya, Rusdi menjelaskan sejak 2022 ada kampung budidaya haruan (gabus), kampung gabus ada di Desa Mahang Kecamatan Labuan Amas Selatan HST sudah ada 4 kelompok pembudidayaan dan telah menghasilkan 7 ton ikan gabus sepanjang 2023.
Kemudian, di Desa Asam Kabupaten HSS juga telah dibentuk pembenihan ikan gabus, dan pembesaran ikan gabus.
“Untuk HSU ada hasil tangkapan, dipelihara dan dibenihkan untuk budidaya karena daerah rawa,” ucap Rusdi.
Melihat kondisi saat ini, pemicu ikan haruan (gabus) mengalami kenaikan harga salah satunya faktor cuaca. Pada saat kemarau maka ikan haruan (gabus) akan mudah didapat, akan tetapi dimusim musim hujan sulit didapat dan harga cenderung mengalami kenaikan.
Oleh karena itu, Dislutkan Kalsel terus berupaya mengembangkan cara pengembangan budidaya ikan haruan (gabus) dengan memberikan bantuan secara stimulan baik untuk pakan, maupun keperluan pembudidayaan lainnya.
“Dengan pengembangan budidaya ikan gabus ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat Kalsel dan bisa menjadi alternatif dalam mengurangi inflasi di daerah,” ujar Rusdi. MC Kalsel/scw