Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel), dalam hal ini Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Moch Ansari Saleh melaksanakan pelatihan manajemen risiko fasilitas kesehatan bagi tenaga kesehatan (nakes) dan tenaga penunjang.
Diketahui, dari pelatihan itu dirangkai praktik langsung dilapangan dengan penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (Apar) dan Spillkit.
Direktur RSUD Moch Ansari Saleh, Among Wibowo melalui Wakil Direktur Pelayanan, Mohammad Syarif Hidayat mengatakan dari pelatihan ini akan mengimplementasikan proses manajemen risiko di rumah sakit dengan pendekatan Enterprise Risk Management.
“Kita tahu rumah sakit wajib memiliki fasilitas dan sistem pengelolaan sarana dan prasarana yang aman dengan melakukan asesmen risiko secara proaktif dan rumah sakit dapat mencegah bahaya/hazard yang terjadi dengan melakukan kontrol, mitigasi dan reduksi risiko yang nantinya akan meningkatkan keamanan dan keselamatan bagi semua pengguna rumah sakit,” kata Syarif, di Banjarmasin, Selasa (30/4/2024).
Dijelaskan Syarif, rumah sakit itu merupakan institusi yang sangat kompleks yang terdiri dari beragam risiko sehingga dalam mengantisipasinya diperlukan suatu pendekatan proaktif dengan manajemen risiko untuk mengidentifikasi risiko dan mencegah sebelum terjadi.
“Ruang lingkup manajemen risiko di rumah sakit meliputi identifikasi potensi atau kerugian akibat cedera, kerusakan properti atau kerugian keuangan melalui system peringatan dini (early warning system),” ungkap Syarif.
Lebih jauh Syarif mengutarakan, pihaknya berkomitmen dalam memberikan pelayanan yang bermutu dan berorientasi pada kepuasan pasien.
“Pelayanan kesehatan yang bermutu dan berorientasi kepada pasien, yaitu pelayanan kesehatan yang dijalankan sesuai dengan standar kesehatan rumah sakit. Secara nasional dalam pemberian pelayanan yang bermutu itu berpedoman pada Standar Akreditasi Rumah Sakit Kementerian Kesehatan (Starkes),” terang Syarif. MC Kalsel/Ar