![](https://diskominfomc.kalselprov.go.id/wp-content/uploads/2025/02/photo_2025-02-14-22.14.20-1024x735.jpeg)
Kepala Bappeda Kalsel, Ariadi Noor. MC Kalsel/tgh
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus mendorong pengembangan Kawasan Industri (KI) sebagai strategi utama dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menjadikan Kalsel sebagai Gerbang Logistik Kalimantan.
Sejumlah kawasan industri tengah dikembangkan, termasuk KI Jorong, KI Batulicin, KI Banua Anam, dan KEK Mekar Putih, dengan fokus pada hilirisasi industri dan peningkatan investasi.
Kepala Bappeda Kalsel, Ariadi Noor, menyatakan bahwa pengembangan kawasan industri menjadi salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029.
“Kalsel harus memiliki kawasan industri yang terintegrasi agar dapat meningkatkan daya saing ekonomi. Tanpa ini, status kita sebagai Gerbang Logistik Kalimantan tidak akan bermakna,” kata Ariadi, Jumat (14/2/2025).
Ia mengatakan KI Jorong menjadi salah satu kawasan industri yang tengah diupayakan masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) agar mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat. Saat ini, Pemprov Kalsel telah menyurati Presiden untuk meminta dukungan infrastruktur, seperti akses jalan dan sarana air di kawasan tersebut.
Meski masih dalam tahap pengusulan, KI Jorong sudah menarik minat investasi besar dari perusahaan asal Tiongkok, dengan nilai mencapai USD 5 miliar atau sekitar Rp 7 triliun. Jika terealisasi, investasi ini diproyeksikan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kalsel hingga 1,5 hingga 2,5 persen dan menyerap 10 ribu tenaga kerja.
“Investor Tiongkok akan membangun pabrik pengolahan batubara menjadi amonia hijau dan metanol hijau, serta mengolah sawit menjadi oleochemical dan turunannya seperti kosmetik serta biodiesel B50,” jelas Ariadi.
Salah satu kendala utama yang masih dihadapi adalah status pelabuhan di kawasan ini, yang saat ini masih belum memenuhi standar pelabuhan ekspor. Pemprov berupaya meningkatkan status tersebut agar KI Jorong dapat langsung menjadi pusat industri dan perdagangan internasional.
Selain KI Jorong, KI Batulicin juga menjadi fokus utama, terutama dalam hilirisasi industri sawit dan karet. Kawasan ini akan mendorong pengolahan lebih lanjut, dari Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel B50 dan oleochemical, serta pengolahan karet menjadi latex dan produk turunannya.
“Kita ingin sawit dan karet tidak hanya diekspor mentah, tetapi juga diolah lebih lanjut agar nilai tambahnya lebih tinggi bagi daerah,” ujar Ariadi.
Pengembangan kawasan industri juga dilakukan di wilayah utara Kalsel melalui KI Banua Anam, yang mencakup KI Seradang dan Mantuil.
KI Banua Anam akan difokuskan pada pengembangan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan pariwisata sebagai upaya mengurangi ketergantungan ekonomi Kalsel pada sektor pertambangan.
“Kita tidak ingin ekonomi Kalsel hanya bergantung pada sektor tambang, tapi harus beralih ke industri berbasis sumber daya terbarukan. Inilah mengapa kawasan industri ini sangat penting,” tegas Ariadi.
Selain kawasan industri, Pemprov Kalsel juga mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mekar Putih sebagai pelabuhan internasional yang mendukung konektivitas logistik. KEK ini akan menjadi pusat distribusi barang ekspor dan impor bagi Kalimantan.
“Kita harus membangun Pusat Distribusi Provinsi (PDP) agar logistik di Kalsel lebih efisien. PDP ini akan dikembangkan di tiga kluster utama: Banjarbakula, Banua Anam, dan Saijaan Bersujud,” ungkap Ariadi.
Pemprov Kalsel juga terus berupaya menarik lebih banyak investor melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
“DPMPTSP harus bergerak cepat untuk mempermudah perizinan dan menarik lebih banyak investor. Semakin cepat investasi masuk, semakin cepat pula ekonomi Kalsel tumbuh,” tutup Ariadi.
Dengan pengembangan KI Jorong, KI Batulicin, KI Banua Anam, dan KEK Mekar Putih, Kalimantan Selatan semakin siap menjadi pusat industri dan logistik di Kalimantan. Jika semua rencana berjalan sesuai target, ekonomi Kalsel diproyeksikan tumbuh hingga 8,1 persen pada 2029, serta membuka ribuan lapangan kerja baru bagi masyarakat. MC Kalsel/tgh