Usai melaksanakan rapat koordinasi bersama, Menteri Lingkungan Hidup atau Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq yang diwakili oleh Plt. Deputi PPKL Sigit Reliantoro dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel Hanifah Dwi Nirwana beserta rombongan melakukan agenda lanjutan yaitu susur Sungai Martapura dimulai dari Desa Sungai Rangas dan finish di dermaga siring menara pandang Kota Banjarmasin.
Dalam acara ramah tamah di Rumah Anno turut dihadiri Walikota Banjarmasin Ibnu Sina dan Wakil Walikota Banjarmasin Arifin Noor beserta rombongan.
Plt Deputi PPKL Sigit Reliantoro menuturkan salah satu yang paling rendah itu adalah indeks kualitas air. Indeks kualitas air itu menghitung kualitas sungai danau yang ada di Indonesia.
“Sehingga Bapak Menteri memberikan arahan kita sudah harus mulai fokus untuk melakukan istilahnya pemulihan kualitas lingkungan sungai-sungai di Indonesia,” kata Sigit, Banjarmasin, Senin (30/12/2024).
Dijelaskan Sigit, pada Undang-Undang 32 dan Undang-Undang Cipta Kerja diamanatkan bahwa pihaknya untuk menyusun rencana perlindungan dan pemulihan kualitas mutu air di sungai-sungai di Indonesia dan akan dikerjakan di City Room, Ciliwung, di luar DKI Jakarta terdapat 13 sungai dan salah satunya yaitu Martapura.
“Studi terbaru disampaikan memang sungai Martapura ini secara sosial, secara ekonomi memberikan dampak keberlanjutan yang cukup baik. Tetapi dari sisi daya dukung dan daya tampung lingkungannya, dari sisi ekologinya nilainya rendah sehingga perlu upaya-upaya perbaikan,” ucap Sigit.
Diakuinya sampai saat ini semua pihak masih bekerja sendiri-sendiri, sehingga melalui kunjungan tersebut diharapkan menjadi sebuah awal untuk mensinergikan dan mengkolaborasikan upaya untuk mewujudkan Sungai Martapura Asri, yang menjadi penyemangat untuk melakukan perbaikan di sungai Martapura.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel Hanifah Dwi Nirwana menyebutkan dari hasil peninjauan lapangan, pihaknya menemukan beberapa persoalan yang memang dari dulu sudah dikenali dan sampai sekarang belum selesai.
“InsyaAllah dengan adanya kunjungan ini bersama teman-teman dari Kementerian Lingkungan Hidup, kita sama-sama bisa mencari solusi bersama, melakukan langkah kolaboratif untuk bisa menyelesaikan persoalan yang ada di Sungai Martapura,” kata Hanifah.
Diantaranya yaitu sampah yang masih belum terkendali dengan baik dari hulu menuju hilir kota Banjarmasin, kemudian juga enceng kondok, jamban terapung, kegiatan-kegiatan industri yang langsung melakukan aktivitas kebadan sungai, dan tentunya penataan kawasan tadi mendapatkan apresiasi dari pihak KLH untuk penataan kawasan.
“Kami berpikir bahwa seandainya kampung biru dan kampung hijau bisa direplikasi di sepanjang sungai itu tentu akan memberikan kemudahan di dalam pengelolaan lingkungan hidup. Diantaranya pengelolaan sampah, kemudian juga pengendalian pertumbuhan rumah yang ada di sepanjang Sungai Martapura,” tandasnya. MC Kalsel/Rns