Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Nurliani berbagi kiat-kiat pengembangan perpustakaan disabilitas di Banua.
Kiat-kiat tersebut disampaikan Nurliani pada gelaran Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional 2024 yang diinisiasi Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI dan diikuti perwakilan Dispersip dan pegiat literasi di Indonesia.
Dalam kesempatannya Nurliani mengatakan, dalam pengembangan perpustakaan disabilitas pihaknya memanfaatkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Perpusnas RI untuk perluasan gedung.
“Karena keadaan keterbatasan lahan, sehingga DAK perluasan gedung ini kita bangun di belakang dalam satu lokasi yang sama untuk perpustakaan disabilitas,” kata Nurliani, Jakarta, Kamis (18/7/2024) malam.
Sedangkan untuk bahan koleksi perpustakaan disabilitas dia mengaku masih terbatas seperti buku braille dan komputer khusus pengguna tunanetra.
“Kami saat ini baru punya koleksi buku-buku braille dan komputer bicara, saat ini kami secara bertahap menambah sarana prasananya mengingat kami baru membangun gedung tersebut pada tahun 2021 dan resmikan pada 2022 lalu,” ujarnya.
Terkait perawatan koleksi perpustakaan disabilitas sendiri, Nurliani mengungkapkan tidak ada yang berbeda dengan prosedur perawatan koleksi bahan pustaka yang telah ditetapkan oleh Perpusnas RI.
“Untuk perawatan koleksi kita mengacu pada koleksi bahan pustaka sebagaimana yang diatur oleh Perpustakaan Nasional,” jelasnya.
Lebih jauh untuk pelayanan, khususnya pelayanan pustakawan yang memiliki keterbelakangan mental, pihaknya menjalin kerjasama dengan UPTD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Sosial Provinsi Kalsel.
“Jadi kami bekerjasama dan berkoordinasi dengan mereka untuk bisa memanfaatkan layanan perpustakaan disabilitas kami. Kami juga bekerjasama dengan komunitas buta tuli Kota Banjarbaru untuk memberikan pelatihan bahasa isyarat kepada pegawai kami termasuk satpam,” tukasnya.
Perpustakaan Nasional RI mengundang Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan, Nurliani sebagai narasumber dalam Rapat Pengembangan Perpustakaan Bermutu yang Inklusif pada 18 sampai 19 Juli 2024.
Dipilihnya Nurliani sebagai narasumber pada kegiatan tersebut tidak lepas dari prestasinya yang berhasil membawa Provinsi Kalimantan Selatan menjadi salah satu role model dalam pengembangan koleksi perpustakaan nasional.
Dalam kegiatan tersebut Nurliani membawakan materi tentang Praktik Baik Pengembangan Perpustakaan Khusus Penyandang Disabilitas di Provinsi Kalimantan Selatan. MC Kalsel/Jm