Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Perindustrian (Disperin) terus berupaya meningkatkan wawasan kreativitas dan daya inovasi serta kemampuan teknis dalam mengolah batok kelapa untuk menghasilkan produk kualitas yang baik kepada pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM).
“Mudah-mudahan melalui Pelatihan Pengolahan Batok Kelapa dapat memanfaatkan batok kelapa menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai jual lebih dalam meningkatkan pendapatan masyarakat,” kata Kepala Disperin Provinsi Kalsel, Abdul Rahim, di Banjarmasin, Senin (15/7/2024).
Rahim menyebutkan, Provinsi Kalsel merupakan salah satu penghasil batok kelapa yang terbesar di 13 Kabupaten/Kota. Limbah batok kelapa saat ini hanya digunakan sebagai salah satu alternatif dari bahan-bahan kerajinan dan pembuatan batubara.
“Kita ingin nantinya dari penanganan yang khusus dalam mengolah batok kelapa itu dapat memenuhi kebutuhan pasar atau kebutuhan konsumen sehingga bisa berdaya saing tinggi di pasaran,” tutur Rahim.
Rahim menjelaskan, selama ini masyarakat hanya memanfaatkan kelapa muda untuk dijual sedangkan untuk kelapa tua hanya dimanfaatkan isinya saja.
“Hal ini yang mengakibatkan banyaknya limbah batok kelapa di Kalsel. Padahal batok kelapa dapat dimanfaatkan menjadi beraneka produk bernilai komersil,” ungkap Rahim.
Rahim pun mengutarakan, pemanfaatan batok kelapa menjadi produk kerajinan juga dapat meminimalisir limbah lingkungan.
“Memang masyarakat belum mengetahui sepenuhnya dalam pemanfaatan limbah batok kelapa sehingga dari pelatihan ini sangat tepat untuk mendaur ulang limbah batok kelapa menjadi barang-barang atau kerajinan yang dapat dijual kembali,” terang Rahim. MC Kalsel/Ar