Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan (Kalsel) merilis NTP Kalsel yang turun 0,62 persen dibandingkan NTP Mei 2024, yaitu dari 113,90 menjadi 113,19. Penurunan NTP pada Juni 2024 disebabkan karena It turun sebesar 0,35 persen, sementara Ib naik sebesar 0,28 persen.
“NTP Kalsel pada Januari-Juni 2024 lebih tinggi 5,75 persen dibandingkan NTP 2023 pada periode yang sama. Hal ini mengindikasikan, secara umum kesejahteraan petani meningkat karena kenaikan harga produksinya lebih besar dibandingkan kenaikan harga konsumsi dan biaya produksinya. Seluruh subsektor mengalami kenaikan nilai NTP. Kenaikan NTP terbesar terjadi pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yaitu sebesar 15,02 persen,” ujar Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono, Banjarbaru, Senin (1/7/2024).
Disebutkan Martin, penurunan NTP Juni 2024 juga dipengaruhi oleh turunnya NTP pada tiga subsektor penyusunnya, yaitu tanaman pangan sebesar 1,90 persen; peternakan sebesar 2,01 persen; dan perikanan sebesar 0,96 persen. Sementara NTP pada subsektor tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan, dengan nilai masing-masing sebesar 0,42 persen dan 1,09 persen secara berurutan.
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Terkait harga, Martin menyebutkan rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) ditingkat petani turun sebesar 1,79 persen, dari Rp6.514,95 per Kg pada Mei 2024 menjadi Rp6.398,52 per Kg pada Juni 2024.
“Harga gabah di tingkat penggilingan juga mengalami penurunan sebesar 1,53 persen dari Rp6.610,01 per Kg pada Mei 2024 menjadi Rp6.508,78 per Kg pada Juni 2024,” ucap Martin. MC Kalsel/scw