Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, Raudatul Jannah, optimis bahwa angka stunting dapat dikurangi menjadi 14 persen dengan melakukan upaya promotif preventif serta kerja sama yang kompak hingga tingkat Desa.
Salah satu upaya promotif preventif yang dilakukan adalah meningkatkan kunjungan balita dan ibu hamil ke posyandu sebagai screening awal untuk mendeteksi balita yang berisiko mengalami stunting.
“Dengan kunjungan balita dan ibu hamil ke posyandu, petugas kesehatan akan lebih mudah memantau perkembangan pertumbuhan balita dan ibu hamil. Jika ditemukan tanda-tanda stunting, petugas posyandu bisa memberikan intervensi dan edukasi langsung kepada ibu dan balita,” kata Raudatul Jannah di Banjarmasin, Selasa (11/6/2024).
Selain itu ia menyampaikan, calon pengantin juga diberikan edukasi terkait cara untuk terhindar dari anemia saat hamil. Anemia dapat menyebabkan kondisi stunting pada anak yang dikandung, sehingga meminum tablet tambah darah adalah hal yang sangat penting.
“Dengan memberikan edukasi kepada calon pengantin, diharapkan angka stunting di Provinsi Kalsel dapat ditekan dengan tuntas,” ujarnya.
Upaya pemangkasan angka stunting tersebut tentu tidak hanya tugas dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalssl, melainkan juga tanggung jawab bagi seluruh lapisan masyarakat.
Raudatul menilai semua pihak harus berkomitmen untuk memberikan asupan gizi yang cukup bagi anak-anak di sekitar, serta memperhatikan kesehatan ibu hamil agar bayi yang dikandung dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
“Dari usaha promotif preventif serta kerjasama yang kompak, langkah demi langkah kita bisa menekan angka stunting di Provinsi Kalsel. Semoga dengan upaya ini, anak-anak kita dapat tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang sehat dan kuat,” tegas Raudatul. MC Kalsel/scw