Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Roy Rizali Anwar membuka Rapar Koordinasi Perencanaan Pusat dan Daerah se-Kalsel yang diselenggarakan di salah satu hotel di Banjarmasin, Senin (13/5/2024).
”Kita perlu bertatap muka untuk menyelaraskan persepsi dan arah perencanaan pembangunan Koperasi dan UKM, serta meningkatkan koordinasi dan sinergi antara pemangku kepentingan di tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten kota,” pesan Roy.
Rakor kali ini mengangkat tema, “Kontribusi Koperasi dan UKM dalam mendukung perekonomian yang berkelanjutan”, tentunya mengajak kepada seluruh pemangku kepentingan untuk menelaah kembali perkembangan Koperasi dan UKM di Banua.
Ia juga menyebutkan jika rakor ini merupakan salah satu peningkatan daya saing KUMKM Prov Kalsel dan Kabupaten/Kota, dan fungsi Dinas Koperasi dan UKM Prov Kalsel yaitu untuk memfasilitasi pembinaan terhadap KUMKM dan sekaligus menjadi salah satu wadah koordinasi dan silaturahmi antara dinas yang membidangi Koperasi dan UKM Kab/Kota se-Kalsel.
Pertemuan ini pula sebagai wadah mensinergikan dan mensinkronkan perencanaan Pusat dan Daerah guna menuju KUMKM mandiri, berdaya saing, dan berkualitas serta penyokong pertumbuhan ekonomi Kalsel. Dengan tujuan membahas permasalahan, menggali potensi KUMKM, akses permodalan, diklat, program kegiatan pendukung KUMKM, dan mengambil langkah-langkah strategis kebijakan pemberdayaan koperasi dan pengembangan UKM Kalsel, serta terciptanya sinkronisasi program/kegiatan antara dinas KUKM provinsi dan dinas yang membidangi.
Sekda memaparkan, terdata ada 3.027 unit koperasi yang tersebar di 13 kabupaten kota se-Kalsel, dari jumlah tersebut sebanyak 1.944 merupakan koperasi aktif, sedangkan 1.083 unit koperasi berstatus tidak aktif.
“Koperasi binaan provinsi sebanyak 183 unit, yang terdiri dari 147 koperasi aktif dan 36 koperasi tidak aktif, sisanya, ratusan koperasi aktif maupun tidak aktif tersebar di 13 kabupaten/kota,” tuturnya.
Sekda Kalsel menyayangkan adanya koperasi yang tidak aktif, hal tersebut tentunya tidak memiliki andil untuk berperan penting bagi perekonomian masyarakat, keberhasilan Indonesia untuk bertahan di tengah ancaman krisis global tidak terlepas dari peran koperasi serta usaha mikro, kecil dan menengah.
“Untuk itu saya mengimbau agar kita selaku jajaran pemangku kepentingan daerah, bersama-sama menindaklanjuti koperasi yang tidak aktif, kita lakukan identifikasi berbagai persoalan untuk dicarikan jalan keluarnya, melalui peningkatan kapasitas sdm, pemberian stimulus, dan solusi-solusi lainnya yang relevan,” kata Roy. MC Kalsel/Fuz