Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor resmi membuka pasar wadai ramadan 1445 Hijriah yang dilaksanakan di halaman gedung Sultan Suriansyah.
Gubernur Kalimantan Selatan mengatakan Pasar Wadai ini merupakan upaya Pemprov Kalsel dalam melestarikan budaya daerah dengan menjual berbagai macam kuliner khas kalimantan.
“Setelah saya keliling tadi, banyak olahan makanan dan minuman yang dijual masyarakat mulai dari makanan tradisional hingga modern semua tersedia,”katanya, Banjarmasin, Selasa (12/3/2024).
Lanjut, ia menekankan di tahun ini, pihaknya sengaja menggeser lokasi pasar wadai ramadan yang biasanya dilaksanakan di halaman siring 0 Km, dikarenakan adanya kegiatan pembangunan yang sedang berjalan di daerah tersebut.
Walaupun lokasi tahun ini dipindah, akan tetapi pihaknya berharap semoga pasar wadai ini bisa tetap berjalan dengan lancar dan mendapat berkah dari Allah SWT.
“Saya juga berpesan kepada para pedagang untuk tetap mengedepankan kesehatan dalam menjajakan makanannya agar masyarakat yang membeli bisa terus menikmati jajanan yang dijual oleh para pedagang,”imbuhnya.
Sementara itu Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan, Suharyanti menuturkan pada gelaran pasar wadai kali ini sebanyak 147 stan telah dibuka untuk masyarakat.
“Semua stan yang kami sediakan untuk masyarakat tidak dipungut biaya alias gratis, karena ini semua dukungan dari Gubernur Kalsel,” tuturnya.
Ia menerangkan, stan yang disiapkan bernuansa Banjar dengan konstruksi kayu dan beratap daun Rumbia yang diharapakan bisa membantu mereka untuk mencari rezeki di bulan Ramadan.
Lanjut Ia menjelaskan, para pedagang berjualan di pasar wadai merupakan pedagang yang tiap tahun berjualan mulai dari UMKM mandiri, UMKM binaan, mahasiswa serta pedagang kaki lima.
“Kita ingin seluruh pedagang menikmati fasilitas yang sudah disediakan oleh Pemprov Kalsel,” tuturnya.
Selain itu, Kepala Bidang kebudayaan Disdikbud Provinsi Kalimantan Selatan, Raudati Hildayati mengungkapkan kuliner yang dijual oleh pada pedagang ini merupakan salah satu bentuk pelestarian warisan budaya yang dimiliki Kalimantan Selatan.
“Salah satunya yaitu “bingka barandam”, kue ini merupakan kuliner khas yang hanya dijual pada saat ramadan,”jelasnya.
Sementara itu, salah satu Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan jamu, Trisemiatun sangat sangat berterima kasih atas dukungan Pemprov Kalsel dalam menyediakan stan – stan untuk para pedagang yang ingin berjualan di bulan Ramadan ini.
“Saya sangat berterima kasih kepada Gubernur Kalsel yang terus mendukung kami untuk dapat berjualan di bulan suci Ramadan ini,”tambahnya. Mc Kalsel/usu.