Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan (Kalsel) merilis perkembangan ekspor barang bulan Januari asal Kalsel yang mencapai US$1,00 Miliar atau turun 7,12 persen dibanding nilai ekspor Desember 2023 yang sebesar US$1,08 Miliar.
Jika dibandingkan dengan nilai ekspor Januari 2023 yang mencapai US$1,37 miliar, nilai ekspor Januari 2024 ini turun sebesar 26,54 persen.
“Ekspor terbesar Kalsel di Januari 2024 berdasarkan kode Harmonized System (HS) dua dijit disumbangkan oleh kelompok bahan bakar mineral (HS 27) dengan nilai US$869,59 juta. Nilai tersebut mengalami penurunan, yaitu sebesar 12,53 persen dibandingkan ekspor Desember 2023 yang sebesar US$994,11 juta,” kata Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono, Banjarbaru, Jumat (1/3/2024).
Berdasarkan kontribusinya terhadap total ekspor Januari 2024, kelompok bahan bakar mineral (HS 27) memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar 86,66 persen. Kemudian diikuti oleh kelompok lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) dan kelompok kayu dan barang dari kayu (HS 44) dengan kontribusi masing-masing sebesar 9,89 persen dan 1,55 persen.
“Sedangkan nilai impor Kalsel pada Januari 2024 mencapai US$172,13 juta. Nilai ini mengalami penurunan sebesar 4,24 persen jika dibandingkan dengan nilai impor Desember 2023 yang sebesar US$179,75 juta. Bila dibandingkan dengan nilai impor Januari 2023 mencapai US$91,39 juta, maka nilai impor Januari 2024 ini naik sebesar 88,35 persen,” kata Martin.
Martin pun menjelaskan, lima kelompok barang yang mempunyai nilai impor tertinggi yang masuk ke Kalsel adalah kelompok bahan bakar mineral (HS 27), diikuti kelompok mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84), kelompok berbagai produk kimia (HS 38), kelompok kapal, perahu, dan struktur terapung (HS 89), dan kelompok garam, belerang, batu, dan semen (HS 25).
“Impor Kalsel pada Januari 2024 menurut negara asal tertinggi adalah dari Singapura dengan nilai US$111,03 juta, naik sebesar 41,66 persen dibandingkan pada Desember 2023 yang sebesar US$78,38 juta. Kemudian diikuti oleh impor dari Malaysia yang mencapai US$51,59 juta, disusul impor dari Tiongkok dengan nilai US$6,66 juta, impor dari Jerman sebesar US$1,70 juta, dan impor dari Oman sebesar US$0,45 juta,” kata Martin. MC Kalsel/scw