Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) terus dorong pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan di Kalsel dengan terus berupaya mempercepat realisasi program PSR atau replanting dengan berbagai kebijakan salah satunya dengan mendorong bentuk kerja sama strategi multipihak, demi capai target yang optimal.
Kepala Disbunnak Provinsi Kalsel, Suparmi menyampaikan, saat ini kelapa sawit merupakan komoditas yang penting bagi perekomonian nasional maupun di Kalsel.
“Kalsel memiliki luasan perkebunan kelapa sawit terkecil di pulau Kalimantan, namun dari sisi hilirisasi, komitmen Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, yang sangat kuat dalam mendorong hilirisasi industri kelapa sawit di Kalsel,” kata Suparmi.
Disamping itu, Suparmi menyebutkan kesepakatan perhitungan untuk harga CPO Agustus mengalami kenaikan sebesar 3,43 persen dibanding harga Juli dari Rp10.064,58 menjadi Rp10.410,00, Inti Sawit turun sebanyak 2,62 persen dari harga Rp4.506,22 menjadi Rp4.388,00, sedangkan Nilai Indeks mengalami kenaikan sebesar 0,20 persen dari 89,26 persen menjadi 89,08 persen.
“Untuk harga TBS kelapa sawit periode Agustus, mengalami kenaikan harga rata-rata sebesar 2,69 persen dengan harga terendah pada umur tanaman tiga tahun, Rp1.599,08 dan harga tertinggi Rp2.224,19 pada umur 13 tahun. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel harga TBS Agustus 2023,” ujar Suparmi. MC Kalsel/scw