Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Raudatul Jannah mengharapkan Kabupaten Barito Kuala (Batola) lebih pro aktif dalam penurunan angka stunting di daerahnya. Mengingat data kasus stunting Batola sebesar 33,6 persen di tahun 2022.
Hal tersebut disampaikannya pada saat kegiatan Aksi Cegah stunting untuk Generasi Banua Sehat di halaman Kantor Bupati Batola, Rabu (31/5/2023).
Ia menyampaikan, kerja sama semua pihak sangat diperlukan dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting di Kalimantan Selatan, khususnya pencegahan stunting di Kabupaten Barito Kuala.
“Kebersamaan dan partisipasi kita dalam kegiatan cegah stunting ini, akan memunculkan aura optimis dalam ikut mencegah dan menurunkan angka stunting di Kalimantan Selatan, sesuai dengan peran dan posisi kita masing-masing,” katanya.
Menurutnya, di Kalimantan Selatan, masalah stunting mendapat perhatian khusus, karena termasuk ke dalam 10 provinsi, dengan angka stunting tertinggi di Indonesia.
Perlahan-lahan, angka stunting di banua, bisa kita turunkan cukup cepat. Berdasarkan data SSGI, angka stunting di Kalsel turun dari 30 persen di tahun 2021 menjadi 24,6 persen di tahun 2022.
“Oleh karena itu, percepatan penurunan ini harus kita lanjutkan dan ditingkatkan, angka stunting di tahun 2024, agar bisa diturunkan hingga 14 persen,” ujarnya.
Oleh sebab itu, secara struktural kelembagaan di PKK, saya minta kepada seluruh kader-kader pkk agar terus mengawal dan menjelaskan tanpa kenal lelah di lingkungan keluarga tentang “Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan”, yang telah diluncurkan beberapa tahun yang lalu.
“Mari kita ikut berperan aktif dalam mencegah stunting di kalimantan selatan, khususnya di kabupaten barito kuala ini. mulailah mengedukasi diri sendiri dan keuarga kita untuk ikut mencegah stunting,” ujarnya.
Sementara itu, Pj Bupati Barito Kuala, Mujiyat mengatakan upaya Kabupaten Barito kuala dalam upaya menekan stunting, yaitu bersama-sama seluruh kepala SKPD telah mencanangkan menjadi bapa Asuh Stunting.
“Artinya kalau kita sudah melangkah setiap kepala SKPD, camat sampai lurah semua menjadi bapak asuh stunting, maka stunting dapat kita tangani lebih maksimal,” katanya.
Selain mencanangkan bapa Asuh stunting pihaknya juga menjalankan program satu anak 2 telur yang bekerjasama dengan Bpos dan BKKBN.
“Ini sudah dilaksanakan sehingga dengan adanya gerakan satu anak 2 telur dan minum susu serta mengkonsumsi gizi tambahan ini berarti kita telah berupaya menekan angkat stunting. Sehingga target 14 persen tahun 2024 bisa tercapai,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala, Azizah Sri Widari menambahkan tujuan kegiatan dalam rangka upaya pencegahan stunting yang harus mendapat perhatian dan penanganan khusus dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, hingga tingkat keluarga melalui pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Adapun kegiatan Penggerakan Masyarakat “Cegah Stunting, Aksi Bergizi, Bumil Sehat” di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2023 yaitu Aktifitas Fisik/ Senam Bersama, Gerakan CTPS, Edukasi Cegah Stunting, Edukasi 5 Pesan Kunci Stunting (ABCDE), Konsumsi Bekal Sekolah Isi Piringku, Konsumsi TTD, Gerakan Makan Sayur dan Buah, Gerakan Gemar Makan Ikan, Gerakan Minum Susu dan Makan Telur, Pembagian PMT untuk Ibu Hamil dan Balita. MC Kalsel/tgh