Guna membantu pencegahan kebakaran hutan dan lahan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kalsel melakukan pembukaan pintu air irigasi di kawasan Desa Cindai Alus, Kabupaten Banjar.
Pembukaan pintu air tersebut dilakukan secara langsung oleh Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin Noor, didampingi Kadis PUPR Kalsel, Ahmad Solhan, Kepala Bidang Sumber Daya Air Yulianti Erlinah dan Kepala Seksi Drainase, Sungai dan Pantai Herry Ade Permana beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas PUPR Kalsel, Ahmad Solhan mengatakan pembukaan pintu air irigasi dilakukan untuk antisipasi kejadian Karhutla tahun 2023,agar air dapat mengalir ke saluran dan embung, sehingga dapat digunakan untuk pembasahan lahan daerah rawan terbakar.
“Jadi ketika terjadi Karhutla ekstrim, maka kita sudah siap antisipasi dengan membuka pintu air irigasi agar lahan rawa ini tidak kering,” kata Solhan, Selasa (9/5/2023).
Sementara itu, Kepala Seksi Drainase, Sungai dan Pantai Dinas PUPR Kalsel, Herry Ade Permana menjelaskan pembukaan pintu air ini dimulai sejak tahun 2019. Karena saat itu kemarau panjang tidak ada lagi, sumber air yang membasahi lahan dan tersisa hanya air irigasi.
“Saat itu, berdasarkan hasil rapat satgas Karhutla, karena area bandara di keliling kabut yang tebal dan letaknya dekat dengan irigasi maka harus ada penjebolan arus irigasi untuk mensuplai air untuk pemadaman kebakaran hutan di area bandara,” katanya.
Oleh karena itu, berkaca pada kejadian ekstrim itu, maka di tahun 2020 Pemprov Kalsel membangun sistem jaringan karhutla dengan anggaran APBD sebesar Rp3 miliar lebih untuk pembuatan pintu air di Area Cindai Alus dan membangun bendungan menggunakan pintu d isekitar hutan sawitan (Sungai Lubuk).
“Jadi 2 pintu inilah kita bangun dari saluran pintu air Cindai Alus, kita membangun saluran drainase terbuka dengan yudit sepanjang 600 meter dan di sawitan ada pintu pengatur menaikan ketinggian,” ucapnya.
Untuk tahun 2023, sejak awal Maret sudah melajukan pembersihan saluran yang menuju bandara dan menggali tumpukan lumpur dan sidimen yang ada di saluran yudit.
“Kita juga ada menyiapkan beberapa pengaturan pintu di sawitan dan di golf ada embung. Kita jaga jangan sampai melebihi kapasitas atau permukaan air tanah turun, sehingga mengakibatkan tanah gambut semakin kering,” terangnya.
Adapun untuk area di Guntung Damar yang merupakan area satu Karhutla, ada mitigasi untuk menjaga permukaan air tanahnya, karena kondisi ekstrim semua sumber air kering.
“Air irigasi lah yang akan kita gelontorkan ke daerah Guntung Damar,” ucapnya.
Terkait untuk operasional saluran irigasi riam kanan, karena merupakan aset BWS Kalimantan III PUPR, Ia menjelaskan Pemerintah Provinsi Kalsel juga akan melakukan koordinasi dalam menanggulangi kondisi ekstrem.
“Bila saat kondisi ekstrim dan ada tanggap darurat, kita akan melakukan koordinasi dengan BWS untuk melakukan pembukaan pintu air tersebut,” pungkasnya. MC Kalsel/tgh