Dengan angka 4,61 persen, Kalimantan Selatan (Kalsel) menjadi provinsi dengan persentase kemiskinan paling rendah regional Kalimantan dan terendah kedua se-Indonesia, berdasarkan data per September 2022 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalsel.
Berada jauh di bawah rata-rata nasional, angka tersebut mengalami sedikit kenaikan dibanding Maret 2022, seperti halnya yang terjadi di 24 provinsi lainnya.
“Jumlah penduduk miskin pada September 2022 sebanyak 201,95 ribu orang, bertambah 6,25 ribu orang dari Maret 2022, dan bertambah 6,19 ribu orang terhadap September 2021,” kata Kepala BPS Provinsi Kalsel, Martin Wibisono diwakili Statistisi Madya Nurul Sabah melalui jumpa pers online BPS Kalsel, Banjarbaru, Senin (16/1/2023).
Nurul menjelaskan, kenaikan terjadi pada penduduk yang tinggal di perkotaan, dimana pada September 2022 pihaknya mencatatkan kenaikan sebesar 4,03 persen dibandingkan Maret 2022.
Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi penduduk miskin di pedesaan jika dibandingkan dengan Maret 2022, jumlah penduduk miskin September 2022 di perkotaan bertambah sebanyak 9,23 ribu orang (dari 77,77 ribu pada Maret 2022 menjadi 87 ribu pada September 2022).
Sementara itu, pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin perdesaan berkurang sebanyak 2,98 ribu orang (dari 117,93 ribu pada Maret 2022 menjadi 114,95 ribu pada September 2022). Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 5,17 persen pada September 2022.
Lebih jauh Nurul mengatakan, Garis Kemiskinan pada September 2022 tercatat sebesar Rp581.229,00/kapita/bulan, dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp415.976,00 (71,57 persen) dan Garis Kemiskinan Non Makanan sebesar Rp165.253,00 (28,43 persen).
“Pada September 2022, secara rata-rata rumah tangga miskin di Kalsel terdiri dari 4,93 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp2.865.459,00/rumah tangga dalam satu bulannya,” jelas Nurul. MC Kalsel/Jml