Dinkes Kalsel Turunkan Kasus DBD di Kalsel

Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Diauddin, Kamis (12/1/2023). MC Kalsel/tgh

Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan (Kalsel) mencatat turunkan kasus demam berdarah dengue (DBD) per tanggal 2-9 Januari 2023 sebanyak 22 kasus. Data tersebut berdasarkan laporan dari 13 Kabupaten/Kota se Kalsel. 

Adapun kabupaten penyumbang kasus DBD yaitu Kota Banjarmasin 9 kasus, Kabupaten Balangan 2 kasus, Kabupaten Hulu Sungai Selatan 9 kasus dan Kabupaten Kota Baru 2 kasus.

“Jadi berdasarkan data Kasus DBD pekan ini sedikit mengalami penurunan dibanding pada bulan Desember 2022 lalu. Kondisi musim hujan menjadi faktor pemicu peningkatan kasus akibat gigitan nyamuk ini,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Diauddin di Banjarmasin, Kamis (12/1/2023).

Oleh karena itu, untuk meantisipasi hal tersebut, Dinas Kesehatan Kalsel berupaya melakukan pencegahan dengan cara melakukan Gerakan 3M Plus yaitu Menguras, menutup dan Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas, dan Mencegah gigitan nyamuk dengan penggunaan cairan anti nyamuk, Memberantas jentik dengan larvasida di genangan air serta menanam tanaman pengusir nyamuk.

“Jadi untuk antisipasi dan upaya kita dalam menekan DBD dengan menerapkan 3M Plus,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Eda Varia Rahmi.

Selain menerapkan gerakan 3M, pihaknya juga membuat surat edaran menghadapi potensi peningkatan kasus infeksi dengue di Tahun 2023 untuk Kabupaten/Kota se Kalsel 

Dimana surat edaran tersebut tertulis semua kepala daerah di Kabupaten/Kota hingga RT/RW agar mengaktifkan gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), untuk mewujudkan peran anggota keluarga sebagai Juru Pemantau Jentik (JUMANTIK) di rumah, serta melakukan G1R1J di lingkungan perkantoran, sekolah-sekolah dan tempat umum.

“Kita harus meningkatkan surveilans kasus dan faktor risiko terhadap kejadian DBD, diantaranya melalui kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB),” ucapnya. 

Selanjutnya meningkatkan kapasitas sumber daya dan pelibatan lintas sektor untuk pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi dengue, meliputi peningkatan kapasitas SDM. Memastikan ketersediaan sarana dan prasarana untuk deteksi dini, pengobatan, dan pemberantasan nyamuk penular penyakit infeksi dengue.

Apabila tergigit nyamuk, dan mengalami indikasinya seperti demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, gangguan pencernaan, dan tubuh mudah lelah.

“Bila gejalanya semakin serius dapat dirujuk ke rumah sakit daerah setempat,” kata Diauddin. 

Untuk diketahui berdasarkan Dinas Kesehatan Kalsel kasus DBD pada tahun 2022 mencapai 1.014 kasus dengan 8 diantaranya meninggal dunia. Kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Banjar 230 kasus, Kota Banjarbaru 140 kasus, Kabupaten Kotabaru 139 kasus, Kabupaten Hulu Sungai Tengah 109 kasus, dan Kabupaten Tanah Laut. MC Kalsel/tgh/ARH

Mungkin Anda Menyukai